Meluruskan Niat dalam Menjalani Ibadah

Meluruskan Niat dalam Menjalani Ibadah

Meluruskan Niat dalam Menjalani Ibadah

Suaramuslim.net – Niat. Tentu setiap orang tidak lagi asing dengan kata ini. Namun apakah kita sudah paham urgensi menata sebuah niat? Sudah luruskah niat kita dalam menjalani Ibadah?

Dalam 41 Hadist Arbain yang disusun Imam Nawawi, niat menjadi hadist pertama yang beliau tulis. “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu hanya (sah) dengan niat.” Kemudian dilanjutkan dengan ayat berikutnya, “Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-nya maka hijrahnya pun kepada Allah dan Rasul-nya. Dan siapa yang hjrahnya karena dunia yang dikehendakinya, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia niatkan.”

Tentu bukan kebetulan jika perkara niat diletakkan dalam urutan pertama kumpulan hadist shahih yang telah disepakati kebenarannya ini. Bahkan imam Ahmad dan imam Syaf’i mengatakan, “Sepertiga ilmu tertampung dalam hadist ini”. Lebih lanjut imam Syaf’i juga mengungkapkan, “Hadist ini menampung tujuh puluh bab tentang fiqih.” Ulama lain mengatakan bahwa hadist ini adalah sepertiga islam. Abdurrahman bin Mahdi menganjurkan untuk setiap orang yang menulis kitab sebaiknya mengawalinya dengan mengemukakan hadist ini untuk mengingatkan para penuntut ilmu supaya memiliki niat yang benar, sebagaimana Al Imam Abu Abdullah Al Bukhari melakukannya pada bagian mukaddimah kitabnya.

Sebegitu urgennya niat dalam beribadah, maka sudah sepatutnya kita kembali menengok hati kecil kita. Dalam menjalankan ibadah sholat ini untuk apakah aku mengerjakannya? Untuk apakah aku berlelah menambah amalan sunnah? Untuk apakah aku harus menyisihkan uang dan bersedekah? Untuk apakah aku bangun di tengah malam? Untuk apakah aku makan di pagi buta?

Jika jawaban dari semua pertanyaan di atas bukan: untuk Allah, maka coba kita bermuhasabah diri, lalu sekali lagi membaca hadist di atas. Barangkali ada yang kurang tepat dari niat kita selama ini. Barangkali kita perlu meluruskan kembali niat diri ini.

Lalu apakah salah jika kita jadikan kesehatan, kecantikan, ekonomi, dan sosial menjadi sebab segala amalan yang kita lakukan? Bukankah Allah juga tidak melarang kita memikirkan dunia? Wallahu’alam… Bukan hak kita bersama untuk menghakimi benar dan salah, karena kebenaran hanyalah milik Allah SWT semata. Sebagaimana surah Al Ashr ayat 3, tugas manusia adalah saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebajikan.

Maka jika kita merasa masih ada yang salah dengan niat ibadah kita, mari kita bersama luruskan. Kesehatan, kecantikan, ekonomi, dan sosial barangkali adalah bonus semata, yang bukan menjadi tujuan utama serta tidak membuat kecewa jika belum berkesempatan mendapatkannya. Belum terlambat untuk segera meluruskan niat. Mari jadikan kembali Allah sebagai tujuan utama dan alasan atas setiap ibadah kita. Semoga Allah SWT mencatat ikhtiar ini sebagai bentuk ibadah padaNya, Aamiin ya Rabbal alaamiin.

Oleh: Arum Sekarini

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment