Menggagas Museum Sunan Ampel Sebagai Pusat Studi Islam di Kawasan Kota Lama Surabaya

Menggagas Museum Sunan Ampel Sebagai Pusat Studi Islam di Kawasan Kota Lama Surabaya

Masjid Sunan Ampel, foto: Dok. Istimewa

Suaramuslim.net – Surabaya identik sekali dengan nama besar Wali Songo, yaitu Sunan Ampel. Ada dua tempat yang melekatkan namanya sebagai simbol keilmuan dan perbaikan peradaban, yaitu Masjid Sunan Ampel dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Kawasan Masjid Sunan Ampel menjadi kawasan yang ramai dan hidup sepanjang waktu, karena selalu dikunjungi oleh peziarah yang berdoa di seputaran masjid. Sebagai informasi di kawasan sekitar masjid, banyak sekali makam yang diziarahi, tentu saja Makam Sunan Ampel, selain itu ada makam Mbah Bolong, makam Mbah Sholeh, makam KH Mas Mansur dan makam-makam lain yang ada di sekitar. Tak salah kalau kemudian area sekitar Masjid Sunan Ampel disebut sebagai kawasan wisata religi.

Seiring dengan perkembangan kawasan itu, Kawasan Ampel pun beranjak menjadi kawasan kuliner, tak heran pemerintah kota Surabaya akhirnya juga membangun tempat kuliner di atas sungai yang ditutup dengan box culvert, sayangnya tempat kuliner yang dibangun pemerintah, tidak terjaga secara baik keindahan dan kebersihannya, sehingga terkesan kumuh.

Sejarah penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Ampel dan jejak para pengikutnya belumlah menjadi sebuah kesatuan dengan kawasan itu. Kalau kita ingin tahu jejak Sunan Ampel dan yang lainnya, kita hanya bisa disuguhi oleh buku-buku kecil yang dijual oleh pedagang kaki lima di seputaran masjid. Sehingga sejatinya siapa pun yang berziarah dan ingin memahami penyebaran Islam oleh Sunan Ampel dan sejarah masjidnya akan mengalami kesulitan untuk menemukannya. Kecuali harus mencarinya di tempat lain yang tidak menyatu dengan kawasan wisata religi Sunan Ampel.

Kawasan Sunan Ampel akhirnya dikenal sebagai tempat berziarah dan beribadah serta kawasan kuliner, dan ini tentu sangat disayangkan. Karena teladan dan jejak dakwah Sunan Ampel yang seharusnya menjadi contoh tidak akan bisa diketahui dan dipelajari oleh para peziarah.

Hadirnya Museum Sunan Ampel merupakan sebuah keniscayaan. Sehingga kawasan wisata religi itu akan bertambah nilainya sebagai pusat studi Islam utamanya berkaitan dengan sejarah dakwah Sunan Ampel dan barang barang peninggalannya. Sebagai pusat studi Islam, Kawasan Ampel tentu akan dikunjungi oleh banyak pihak dan tentu akan menjadi pengungkit hidupnya perekonomian di sekitar kawasan tersebut. Orang akan tinggal lebih lama, sehingga Surabaya pun akan menjadi tujuan bagi para wisatawan dan pembelajar yang melakukan studi tentang Sunan Ampel dan sejarah dakwahnya.

Sayangnya di tengah Pemerintah Kota Surabaya melakukan revitalisasi kawasan Utara Surabaya sebagai destinasi wisata kota lama, Museum Sunan Ampel tidak terpikirkan dan yang lebih menyedihkan kelompok-kelompok Islam tidak respek untuk menyambut program pengembangan kawasan itu.

Di tengah kurang pekanya kelompok-kelompok Islam, sudah seharusnya hadir kelompok kecil yang peduli dengan pengembangan kawasan Ampel dengan gagasan membangun Museum Sunan Ampel sebagai tempat studi bagi para akademisi dan pelajar.

Sayang sekali Pemerintah Kota yang sudah peduli dengan kawasan Surabaya Utara, kelak nantinya hanya akan ada sebagai tempat berswafoto dan kuliner, sementara jejak sejarah Sunan Ampel terbenam dan tidak dikenal, orang hanya mengenal di kawasan Sunan Ampel ada makam Sunan Ampel.

Surabaya, Jumat, 27 Desember 2019

Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment