Suaramuslim.net – Mengenal diri sebagai seorang muslim itu perlu. Tujuannya agar ia mengerti bagaimana seharusnya menjadi seorang muslim yang benar, baik dalam berucap maupun bertindak.
Kemudian, Imam Hasan Al Banna seorang ulama besar yang pernah dimiliki dan dicintai oleh umat Islam menjelaskan tentang 10 pribadi yang harus dimiliki seorang muslim.
Salimul Aqidah
Seorang muslim haruslah memiliki aqidah yang bersih. Dengan kebersihan aqidah yang dimiliki tentu ini akan memperkuat hubungan antara seorang muslim dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan keyakinan tersebut pastilah seorang muslim akan menyerahkan segala urusannya kepada Sang Maha Pencipta.
Jika sudah seperti itu, bukan tak mungkin seorang muslim akan memiliki konsep aqidah seperti dalam surat Al An’am: 162 yang bunyinya, “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Shahihul Ibadah
Ibadah dengan benar dan sesuai tuntunan Rasulullah tentu akan mendatangkan kebaikan. Tidak boleh ada unsur penambahan ataupun pengurangan tanpa dasar yang jelas. Sebagaimana anjuran Rasulullah dalam Hadits Riwayat Bukhari yang berbunyi, “Sholatlah kamu seperti yang kamu lihat aku sholat.”
Matinul Khuluq
Memiliki akhlak yang kokoh atau mulia itu penting bagi seorang muslim. Dengan akhlak yang mulia tentu manusia akan bahagia di hidupnya baik di dunia maupun akhirat. Melalui Rasulullah, Allah mencontohkan pada tiap muslim bentuk akhlak yang baik.
Sehingga, akhlak tersebut diabadikan di dalam kalam-Nya. Dalam surat Al Qalam: 4 yang berbunyi, “Dan sesungguhnya kamu memiliki akhlak yang agung.”
Qowiyyul Jismi
Kekuatan seorang muslim juga meliputi fisiknya. Seorang muslim haruslah memiliki daya tahan tubuh yang baik, agar dapat menjalankan ibadah-ibadah dengan optimal. Sholat dan puasa merupakan bentuk ibadah yang menggunakan fisik. Oleh karenanya, Allah menyukai mu’min yang kuat.
Seperti diriwayatkan dalam Hadits Muslim, Rasulullah bersabda, “Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah.”
Mutsaqqofful Fikri
Cerdas. Merupakan salah satu pribadi seorang muslim. Karena, Rasulullah sendiri merupakan orang yang cerdas dalam berpikir. Begitu banyak ayat Al Quran yang merangsang manusia untuk berpikir.
Salah satunya terkandung dalam surat Az Zumar: 39 yang berbunyi, “Katakanlah: ‘samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?’, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
Mujahadatul Linafsihi
Selain kuat secara fisik, seorang muslim harus mampu melawan hawa nafsu. Karena, hawa nafsu sebagian besar menuntun ke dalam keburukan. Oleh sebab itu, hawa nafsu yang dimiliki manusia harus tunduk dalam ajaran Islam.
Hingga disebutkan dalam Hadits Riwayat Al Hakim, Rasulullah bersabda, “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam).”
Harishun Ala Waqtihi
Waktu. Seorang muslim haruslah pandai dalam menjaga waktu. Karena, waktu-waktu ini mendapat perhatian dari Allah subhanahu wa ta’ala. Hingga di beberapa kalam-Nya, Ia bersumpah atas waktu. Seperti wal fajr, wad dhuha, wal ashr, wal laili, dan sebagainya.
Selain hal tersebut, juga yang dimaksud menggunakan waktu-waktu perjalanan hidup untuk berbuat yang baik-baik dan semata-mata untuk mengejar ridho-Nya.
Seperti dalam Hadits Riwayat Al Hakim, Rasulullah bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum miskin, luangmu sebelum sibuk, dan hidupmu sebelum mati.”
Munazhzhamun fi Syu’unihi
Teratur dalam suatu perkara. Pribadi ini adalah pribadi seorang muslim seperti yang disebutkan dalam Al Quran maupun As Sunnah. Disini lebih menekankan pada profesionalitas suatu pekerjaan. Allah memberi perhatian khusus untuk hal ini. Oleh karenanya bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu itu adalah pribadi yang disukai oleh Allah.
Hal ini juga dikuatkan dengan Hadits Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan.”
Qaadirun ‘alal Kasbi
Mandiri. Merupakan pribadi muslim yang juga disukai oleh Allah. Dengan kemandirian, seorang muslim dapat berjuang menegakkan agama Allah dan mempertahankan kebenaran.
Untuk membangun kemandirian dalam diri seorang muslim, amat dituntut untuk juga memiliki keahlian khusus yang baik. Karena, dengan keahlian tersebut dapat menjadi sebab pembuka rezeki.
Secara tersirat dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah juga disebutkan, Rasulullah bersabda, “Tidak ada penghasilan yang lebih baik bagi seorang laki-laki daripada bekerja sendiri dengan kedua tangannya.”
Naafi’un Ligharihi
Seorang muslim sejatinya dapat bermanfaat bagi orang lain maupun sekitarnya. Tak peduli dimanapun ia berada. Dengan hal tersebut, ini menjadi sebuah kesiagaan seorang muslim dan usahaa seorang muslim agar dapat bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingnya.
Pendapat ini juga diperkuat oleh Hadits Riwayat Ath Thabrani yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”.
Pribadi tersebut wajib ada dalam setiap diri seorang muslim. Karena, pribadi tersebut adalah pembeda dirinya dengan kaum yang lain dan supaya menjadikan seorang muslim senantiasa dekat dengan Allah dan dicintai oleh Allah.
Kontributor: Ilham Prahardani
Editor: Oki Aryono