Suaramuslim.net – Sejak kecil kamu mungkin sudah akrab dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat, seperti jika ibu menjahit, bibir anak akan menjadi sumbing. Atau mitos seputar pusar bayi yang katanya menaruh uang koin pada pusar bayi bisa menghindarkan pusarnya dari bentuk yang bodong, dan masih banyak lagi.
Di beberapa kelompok masyarakat juga banyak yang mengatakan, bayi yang lahir dengan kondisi terlilit tali pusar dianggap istimewa. Ada yang bilang, anak kalung usus (sebutan awam untuk bayi yang terlilit tali pusar) pasti terlahir cantik dan tampan. Lain waktu, kondisi ini juga dikaitkan dengan tingkat kepatuhan anak pada orang tua.
Tidak ada yang tahu sejak kapan mitos tersebut mulai beredar. Satu hal yang pasti, tidak ada penelitian yang menguak mitos tersebut lebih dalam. Sebab, kondisi bayi terlilit tali pusar sebenarnya sewaktu-waktu bisa berbahaya.
Pandangan medis tentang bayi yang terlilit tali pusar
Bayi terlilit tali pusar merupakan salah satu kondisi yang sering terjadi selama kehamilan. Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa penyebab bayi terlilit tali pusar, dan juga merasa khawatir kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi.
Penelitian menunjukkan, umumnya bayi terlilit tali pusar tidak selalu membahayakan, dan tidak mencekik bayi, karena tali pusar yang sehat dilindungi oleh jelly yang disebut wharton’s jelly. Jelly ini berfungsi menjaga tali pusar tetap elastis, meski bayi aktif bergerak dalam kandungan. Hampir separuh kasus lilitan tali pusar umumnya cukup longgar, sehingga dengan pergerakan atau perpindahan posisi bayi dalam rahim dapat melepaskannya dari lilitan sebelum dilahirkan.
Namun, yang perlu diwaspadai justru bila pembuluh darah dalam tali pusar terjepit atau tertekan akibat gerakan bayi dalam kandungan. Hal ini dapat menghambat aliran darah yang membawa oksigen pada bayi. Hambatan aliran darah ini juga dapat terjadi ketika tali pusar melilit terlalu kuat pada leher bayi (Sumber: alodokter).
Nah, suaramuslim.net akan mengupas fakta tentang 3 mitos seputar pusar pada bayi. Apa saja sih? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Tali pusar harus dikubur karena dianggap sebagai kembaran bayi
Sebenarnya, tali pusar yang ada di bayi baru lahir panjangnya sekitar 50-60 cm. Umumnya, dokter hanya akan memotong sekitar 10-20 cm saja. Bila ibu ingin mengikuti tradisi penguburan tali pusar, hal ini masih bisa dilakukan, kok. Namun, ada baiknya tali pusar sisanya dapat disimpan untuk keperluan medis si kecil nantinya.
Saat di dalam janin, tali pusar berguna untuk menyalurkan makanan dan segala macam nutrisi ke tubuh bayi. Menurut Dr. Pablo Rubinstein dari National Cord Blood Program, New York, tali pusar mengandung tiga jenis stem cell. Sel-sel ini berpotensi untuk digunakan sebagai pengobatan berbagai macam penyakit di masa depan.
Menurut bank darah dan tali pusar, Cordlife, penyimpanan tali pusar ini berguna untuk melindungi ibu dari 7 penyakit komplikasi saat kehamilan dan 16 penyakit bawaan terhadap bayi baru lahir. Salah satunya adalah leukimia. Bahkan, tali pusar bisa membantu pengobatan saudara kandung bayi.
2. Menaruh uang koin pada pusar bayi bisa menyembuhkan pusar bodong. Mitos atau fakta?
Jawabannya mitos. Orang tua ternyata banyak yang percaya bahwa menaruh koin yang diikat tali di bagian pusar anak akan memperbaiki bentuk pusar yang bodong. Dilansir dari Hello Sehat, pusar bodong memiliki istilah medis hernia umbilikalis. Hal ini terjadi jika ada usus, lemak, atau cairan dalam tubuh yang mendorong melalui lubang di bagian otot perut bayi. Masih dari sumber yang sama, keadaan ini sebenarnya akan menghilang sendiri saat usia bayi menginjak 3 sampai 5 tahun.
Namun jika kondisi ini bisa mengganggu buah hati, maka orang tua bisa membawanya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Biasanya jika ada hal serius, dokter akan menyarankan pembedahan, sehingga menaruh koin di pusar tidak perlu dilakukan. Lagipula dilansir dari Bidanku, menaruh benda-benda seperti ini justru bisa menimbulkan infeksi jika pusar bayi belum menutup sempurna dan kering.
3. Tempelkan koyo di bagian pusar bayi supaya bayi tidak rewel
Sebenarnya, tidak ada hubungannya antara gangguan kesehatan dengan menutup pusar bayi dengan koyo. Justru koyo dapat membuat kulit di bagian pusar mengalami iritasi atau kering. Bayi pun akan rewel karena koyo terasa panas dan perih di kulitnya. Ibu harus ingat kulit bayi di bawah 1 tahun sangatlah sensitif.