Suaramuslim.net – Dalam surah Al Baqarah, disebutkan tiga golongan manusia yang sangat penting untuk ditilik sebagai cermin untuk diri masing-masing sehingga mengetahui pada posisi mana sedang berada, yaitu orang mukmin, kafir dan munafik.
Di antara ketiganya yang paling sangat penting dikaji ciri-cirinya -mengingat bahaya yang ditimbulkannya- adalah orang-orang munafik. Mengenai ciri karakter golongan tersebut, ada sepuluh macam di antaranya yang digambarkan Al Quran.
Pertama, selalu berprasangka buruk kepada orang beriman dan menginginkan kehancuran meraka. Firman Allah ta’ala, “Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mu’min tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa”. (QS. Al-Fath [48]: 12)
Mereka mengira bahwa Nabi dan para mukmin yang berperang dijalan Allah pasti tewas. Nada pesimistis selalu keluar dari mimik wajah mereka. Ini tidak mengherankan karena pada dasarnya mereka menginginkan kebinasaan bagi orang-orang beriman.
Kedua, suka mengejek (membully) orang beriman dan agama Islam. Perilaku buruk ini bisa dilihat dalam firman-Nya, “Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.” Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 13)
Dualisme sikap yang bertentangan itu selalu lahir dari mereka karena sedari awal apa yang diyakini dan ditampakkan selalu kontradiktif. Ibarat bunglon yang warnanya bisa beradaptasi sesuai tempat, mereka pun demikian. Saat bersama orang beriman seolah sangat mendukung, ketika sudah bersama sesama munafik dengan segera memperolok orang beriman.
Ketiga, berusaha menutupi kemunafikannya dengan berbagai cara. Biasanya orang dengan karakter munafik ini pandai berkilah dan menutupi permusuhannya kepada Islam. Salah satu syariat yang paling berat dilakukan mereka adalah perintah berjihad. Perhatikan bagaimana cara mereka menghindar ketika ada titah agung tersebut, “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah . Dan sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir”. (QS. At-Taubah [9]: 49)
Keempat sampai keenam, mereka suka menyuruh orang berbuat munkar sekaligus meninggalkan yang makruf (baik), berat dalam bersedekah dan melupakan Allah (jarang berzikir). Firman Allah ta’ala, “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”. (QS. At-Taubah [9]: 67)
Mereka ini ibarat musuh dalam selimut. Apa yang diperintahkan oleh Islam dikerjakan sekenanya, bahkan diam-diam memprovokasi orang untuk meninggalkannya. Di waktu yang sama juga melarang mukmin berbuat kebaikan. Kekikiran dan sifat pelit juga menjadi khas mereka.
Bisa dilihat dalam sejarah, siapakah di antara mereka yang begitu dermawan mendermakan hartanya untuk kepentingan Islam? Kemudian, mengingat mereka hanya berislam secara lahiriah, maka wajar jika ketika sendiri atau bersama dengan teman sevisi, seketika melupakan Allah, karena memang tidak beriman kepada Allah.
Ketujuh, mencitrakan diri sebagai pelopor perbaikan padahal sejatinya adalah pelaku kerusakan. Mengenai hal ini, begitu jelas digambarkan Al Quran, “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi “. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. (Al-Baqarah [2]: 11)
Pengakuan sepihak mereka ini pada ayat selanjutnya dibantah oleh Allah karena tidak sesuai dengan kebenaran.
Kedelapan sampai kesepuluh, berupaya menipu (mengelabui) Allah padahal mereka sedang menipu diri sendiri, malas dalam menegakkan shalat dan suka berbuat riya (pamer). Ini sesuai dengan firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa [4]: 142)
Ciri yang menunjukkan bahwa mereka sangat minim dalam berzikir pada prinsipnya seperti ciri keenam yaitu suka melupakan Allah, sehingga mereka pun dilupakan oleh Allah. Bila pembaca menemukan ciri ini dalam diri:
- Suka berprasangka buruk,
- Suka membully orang beriman,
- Menutupi kemunafikan dengan berbagai cara,
- Menyuruh orang berbuat munkar sekaligus melarang berbuat kebaikan,
- Pelit dalam bersedekah,
- Melupakan Allah (jarang zikir),
- Mencitrakan diri sebagai orang yang berbuat kebaikan padahal pembuat kerusakan,
- Berusaha menipu Allah,
- Malas dalam shalat, dan
- Suka pamer
Maka waspadalah karena bisa jadi telah terjangkit virus kemunafikan. Na’udzubillah min dzaalik.
Kontributor: Mahmud Budi Setiawan
Editor: Oki Aryono