Meninjau Perilaku Masyarakat saat Pandemi

Meninjau Perilaku Masyarakat saat Pandemi

Meninjau Perilaku Masyarakat saat Pandemi
Penyerahan bantuan untuk masyarakat. (Foto: Tempo.co)

Suaramuslim.net – Dampak virus corona atau Covid-19 bukan hanya dapat dijelaskan dalam konteks ilmu medis dan ilmu alam. Namun sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempelajari fenomena dan dinamika masyarakat sangat diperlukan dalam menguraikan perilaku masyarakat untuk saling membantu, solidaritas, maupun masyarakat yang tidak peduli akan nasib korban Covid-19.

Dalam hal ini teori pertukaran sosial yang dicetuskan oleh sosiolog George Homans sangat relevan dalam menjelaskan keadaan masyarakat karena Covid- 19.

Di tengah meningkatnya korban Covid-19 ini masyarakat terbagi menjadi dua, yakni kelompok yang memiliki jiwa sosial tinggi atau solidaritas kemanusiaan serta kelompok yang enggan menolong karena berpikir lebih banyak membawa kerugian bagi kesehatan, keselamatan jiwa, dan keuangan individu atau keluarga.

Memang, perilaku-perilaku berbagai macam kelompok dalam masyarakat ini tidak dapat disalahkan. Hal ini karena dalam berperilaku dan melakukan tindakan, tiap– tiap kelompok pasti memiliki motif keuntungan yang bersifat ekonomis dan mungkin popularitas sosial.

Hal ini dapat dilihat pada kelompok yang enggan menolong korban Covid-19 dengan alasan takut tertular, perilaku kelompok ini berlandaskan pada keuntungan ekonomis. Mereka enggan membantu karena tidak adanya manfaat yang mereka peroleh, malah mereka berpikir akan mendapat kerugian yang cukup besar dengan tertular Covid-19.

Perilaku kelompok yang tidak membantu ini tidak dapat disalahkan karena mereka masih memiliki beban keluarga serta tujuan yang harus dicapai, maka risiko yang dapat menghalangi mereka termasuk risiko kesehatan karena tertular Covid-19 harus mereka hindari.

Sedangkan di sisi lain terdapat beberapa kelompok yang memiliki perilaku baik dengan membantu korban Covid-19. Di sini terlihat terdapat solidaritas yang sangat kuat pada kelompok ini. Terlebih menyangkut kemanusiaan.

Namun, sosiologi dengan teori pertukaran Homans akan melihat secara kritis perilaku sosial kelompok yang sangat humanis dan berjiwa altruis ini.

Seperti yang kita lihat dari seorang anggota dewan atau pejabat yang membantu korban Covid-19 dengan memperlihatkan perilaku solidaritas dan kemanusiaan, akan tetapi yang harus dilihat oleh ilmu sosial adalah motif dari perilaku para pejabat ini, mungkin bisa jadi para pejabat ini memiliki motif keuntungan seperti keuntungan secara sosial dan ekonomi untuk memperlihatkan citra baik mereka di depan masyarakat agar mereka dianggap sebagai pejabat yang mengayomi masyarakat atau bila mereka pengusaha bisa jadi mereka memiliki motif agar masyarakat memandang perilaku mereka sebagai pengusaha kaya yang memahami nasib wong cilik yang terkena sial akibat menjadi korban Covid-19.

Akan tetapi tidak semua perilaku masyarakat baik dalam kelas masyarakat menengah atas, atas, bahkan menengah bawah ada motif keuntungan. Di tengah Covid-19 yang menelan banyak korban terdapat kelompok yang memiliki idealisme dan perilaku baik serta tulus dalam melaksanakan tolong menolong dan panggilan solidaritas sebagai mahkluk sosial.

Dalam hal ini sosiologi Homans sudah menarasikan dengan sangat jelas dan rinci. Sosiologi bagi saya menguraikan makna dan mengonstruksi tindakan atau perilaku yang tak tampak. Saya mencintai sosiologi karena sosiologi kritis dan bukan ilmu penjilat. Semoga sosiologi tetap memiliki idealismenya.

Oleh: Gratia Wing Artha

Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment