Menjadi baik tanpa merasa paling baik

Saatnya Merawat Jiwa

Suaramuslim.net – Menjelang pergantian tahun, sebagian dari kita pasti ada yang bersemangat menata resolusi baru: ingin lebih produktif, lebih bermanfaat, lebih baik.

Tapi di balik keinginan menjadi baik itu, ada satu hal yang sering luput kita jaga, yakni menjaga hati agar tidak merasa paling baik.

Dalam Islam, kebaikan bukan hanya tentang amal lahiriah, tetapi juga kemurnian niat. Al-Qur’an mengingatkan فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ : “Maka janganlah kamu menyucikan diri (merasa paling suci)” (Q.S. An-Najm: 32).

Ayat ini menegaskan bahwa kebaikan yang sejati tidak memerlukan pengakuan; tapi tumbuh dari kesadaran spiritual yang dalam, bukan dari panggung sosial.

Di era media sosial hari ini, amal kebaikan dengan mudah menjadi konten. Dokumentasi memang bisa memberi inspirasi, tetapi niat hati sering kali rapuh. Tanpa kita sadari, keinginan dipuji dapat menggeser orientasi amal. Padahal Rasulullah SAW sudah mengingatkan:

«إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ»

“Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi hati dan amal kalian.” (Riwayat Muslim).

Kebaikan yang paling dicintai Allah sering dalam bentuk yang sederhana: bisa dalam bentuk senyum yang menenangkan, tangan yang terulur tanpa kamera, maaf yang diberikan tanpa suara.

Akhlak yang halus seperti inilah yang menumbuhkan kedamaian sosial, sesuai pesan Rasul, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (Terjemah hadis riwayat Ahmad).

Menjadi baik tanpa merasa paling baik adalah latihan hati yang membutuhkan waktu. Kita semua sedang berproses. Setiap orang punya cara yang mungkin sulit diceritakan. Kita pun juga punya cara dan pengalaman melatih hati untuk tidak merasa sebagai yang paling baik.

Karenanya, jelang memasuki tahun 2026, mari kita menata niat baru: terus berbuat baik, namun menahan diri dari rasa unggul. Kebaikan yang tak dipamerkan justru lebih berharga di sisi Allah.

Semoga tahun depan tidak hanya menghasilkan capaian dan prestasi baru yang membanggakan, tetapi juga hati yang lebih lembut, lebih jernih, dan lebih tulus dalam memberi manfaat.

Mari menjadi baik, tanpa perlu merasa paling baik.

Ulul Albab
Ketua ICMI Jawa Timur

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.