Suaramuslim.net – Siapa yang tidak ingin menjadi sahabat Al-Qur’an di akhirat? Saat ketika menjadi sahabatnya akan mendapatkan syafaat (pertolongannya) nanti di hari kiamat.
“Bacalah Al-Qur’an. Karena ia akan datang pada hari kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi sahabat-sahabatnya.” (Riwayat Muslim).
Sebagaimana arti sahabat, yaitu yang sesuatu yang akan selalu membersamainya (shuhbah), maka sudah tentu harus tahu siapa yang akan dijadikan sahabat itu. Sehingga kalau kita tahu sahabat itu adalah sahabat yang baik bagi kehidupan kita, maka akan terus dipegang erat sahabat itu dan tidak dilepaskan.
Demikian pula dengan Al-Qur’an yang akan kita jadikan sahabat. Kita harus tahu betul bagaimana sahabat kita itu. Dan untuk menjadikan persahabatan dengan Al-Qur’an langgeng sampai akhirat, kita harus mulai persahabatan itu sejak di dunia ini.
Kita harus tahu dan lebih mengenal sahabat kita yaitu Al-Qur’an agar bisa lebih meresapi persahabatan dengannya.
Mari kita gali spirit motivasi dari surat Al-Waqi’ah ayat 75-80 agar lebih mengenal kehebatan Al-Qur’an.
فَلا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ (75) وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ (76) إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ (77) فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (78) لَا يَمَسُّهُ إِلا الْمُطَهَّرُونَ (79) تَنزيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (80)
“Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui, sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.”
Perhatikan sumpah Allah di ayat itu ketika berbicara tentang sahabat mulia kita yaitu Al-Qur’an.
Allah bersungguh-sungguh bersumpah.
Ini nampak dengan menggunakan kalimat فلا اقسم , yang bentuk kalimat nafi (negatif, meniadakan) tapi yang dimaksud adalah kalimat positif yaitu uqsimu yang memiliki makna “Aku sungguh-sungguh bersumpah.”
Seakan kalimat sumpah itu ingin menafikan semuanya selain al muqsam ‘alaihi (sesuatu yang ingin ditegaskan dengan sumpah yaitu Al-Qur’an). Inilah hebatnya Al-Qur’an di sisi Allah.
Tidak pernah Allah bersumpah kemudian menyatakan sumpah itu sebagai sesuatu yang agung kecuali dalam sumpah di ayat itu.
Dengan ungkapan setelah bersumpah bahwa “innahu laqosamu law ta’lamuna ‘azhim.” Sungguh itu sumpah yang amazing kalau kamu mengetahui.
Dalam sumpah-sumpah Allah di ayat lainnya seperti wad dhuha, wal laili, wan nahari wal ashri yang selanjutnya tidak ada penegasan tentang sumpahnya sebagai sesuatu yang agung kecuali di ayat di surat Al-Waqi’ah itu.
Persesuaian dan revelansi yang sangat cocok dan jelas antara al muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk bersumpah) yaitu bintang-bintang, dan al muqsam ‘alaihi yaitu Al-Qur’an.
Karena bintang-bintang itu menyinari kegelapan dan bisa menjadi navigasi di saat ada kegelapan. Sebagaimana Al-Qur’an yang ayat-ayatnya menjadi pelita bagi kesesatan dan kebodohan.
Dalam ayat di atas Allah mengenalkan sahabat kita (Al-Qur’an) dengan empat hal
- Sebagai pelita atau petunjuk kepada manusia agar mendapatkan hidup yang sukses di dunia dan akhirat.
- Al-Qur’an adalah karim, banyak kebaikan, faidah, dan manfaatnya.
- Fii Kitabin Maknuun di dalam Lauh Mahfudz, artinya terpelihara di sisi Allah, terpelihara dari kebatilan, pengubahan dan distorsi.
- Tidak tersentuh kecuali jiwa yang suci dan tersucikan. Artinya tidak dapat menjadi sahabat dan mengakrabi Al-Qur’an orang yang banyak dosanya. Ini pemahaman isyari dari ayat itu. Sebagaimana ungkapan ulama;
Kita dan Al-Quran itu hanya ada dua kemungkinan; Al-Qur’an menghalangi kita dari maksiat, atau maksiat menghalangi kita dari Al-Qur’an.
Sahabat Nabi sayyidina Utsman bin Affan pun berkata;
“Kalau hati kita bersih maka kita tidak akan pernah puas untuk membaca Al-Qur’an.”
So… Itulah hebatnya sahabat kita Al-Qur’an, maka kerugian yang amat sangat apabila tidak dapat membersamainya sebagai sahabat di akhirat kelak.
Untuk menjadikannya sebagai sahabat akhirat, maka jadikan ia sahabat di dunia!! Bagaimana caranya menjadikan Al-Qur’an sahabat sejati di dunia? Mudah saja. Perhatikan firman Allah dalam Surat Al-Qomar ayat 17.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Ayat ini diulang Allah dalam surat tersebut hingga 4 kali yaitu pada ayat ke 22, 32 dan 40. Seolah Allah berkata pada kita bahwa menjadi sahabat Al-Qur’an itu mudah.
- Sahabat Al-Qur’an adalah orang yang suka membaca Al-Qur’an
Membacanya dapat pahala lho, perhatikan hadis ini;
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya pahala satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan itu dibalas [minimal] dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alim lam miim itu satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu huruf.” (At-Tirmidzi, hadits hasan shahih).
Membaca itu hingga mengkhatamkannya. Sebagaimana anjuran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
“Khatamkanlah membaca Al-Qur’an dalam setiap bulan!”
Abdullah bin Amru berkata: “Wahai nabi Allah, saya mampu lebih dari itu.”
“Khatamkanlah membaca Al-Qur’an dalam setiap dua puluh hari!”
Abdullah bin Amru berkata: “Wahai nabi Allah, saya mampu lebih dari itu.”
“Khatamkanlah membaca Al-Qur’an dalam setiap sepuluh hari!”
Abdullah bin Amru berkata: “Wahai nabi Allah, saya mampu lebih dari itu.”
Rasulullah pun bersabda, “Khatamkanlah membaca Al-Qur’an dalam setiap tujuh hari dan jangan lebih cepat dari itu!” (Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat hadis yang sama dari Al-Bukhari terdapat lafaz lain yang menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an paling cepat selama 3 hari.
So… Minimal mengkhatamkan Al-Qur’an itu adalah dalam satu bulan. Hal tersebut terkait dengan sejarah pembagian Al-Qur’an menjadi 30 juz.
Orang yang membagi Al-Qur’an menjadi 30 juz adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi, dia seorang gubernur Baghdad pada masa pemerintahan Bani Umayyah Abdul Malik bin Marwan. Dia seorang penguasa yang keras dan zalim, namun ada sisi baiknya. Dia berjasa kepada umat, di antaranya pembagian Al-Qur’an menjadi 30 juz, adalah prakarsa beliau. Tujuannya supaya seorang muslim bisa khatam setiap bulan dengan sistem odoj (one day one juz).
Beberapa fakta menarik
Jumlah juz 30 dan jumlah hari 29-30 (Hijriyah).
Jumlah halaman Al-Qur’an 604, jika dibagi 2 sama dengan 302 (lembar). Jika dibagi 30 hari (302:30= 10 lembar (sebanyak 28 hari) 11 lembar (sebanyak 2 hari, yaitu pada juz 1 dan juz 30).
Artinya setiap hari ngejuz sebanyak 10 lembar, jika dibagi 5 waktu shalat, berarti setiap selesai shalat baca Al-Qur’an 2 lembar. So, mudah kan?
Bagaimana dengan perempuan yang haid? Itu ikhtilaf, ada yang membolehkan dan ada yang melarangnya. Yang penting, jadikan Al-Qur’an sebagai wiridan harian dalam hidup Anda.
- Menjadi sahabat Al-Qur’an dengan menghafalnya
Menghafalkan Al-Qur’an itu mudah bagi semua umur. Karena sekarang sudah banyak metode cepat untuk menghafalkan Al-Qur’an.
- Menjadi sahabat Al-Qur’an dengan memahaminya
Usahakan belajar memahami harus dari teks asli Al-Qur’an dan langsung kepada para guru yang memang paham dengan teks suci Al-Qur’an.
- Menjadi sahabat Al-Qur’an dengan berusaha mengamalkannya
Setelah empat hal itu bisa dilakukan selanjutnya ditambah dengan bersemangat untuk mendakwahkannya agar banyak orang yang menjadi sahabat Al-Qur’an.
Semoga kita bisa menjadi keluarga Allah sekaligus sahabat Al-Qur’an, Aamiin.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ هُمْ ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al-Qur’an (keluarga Al-Qur’an). Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).
Wallahu A’lam
M Junaidi Sahal
Talkshow Motivasi Al-Qur’an
Radio Suara Muslim Surabaya
14 April 2022/12 Ramadhan 1443 H