Menua Bahagia

Menua Bahagia

Artikel ini disarikan dari program Mozaik Suara Muslim Radio Network.

Suaramuslim.net – Masa tua merupakan fase terakhir yang dihadapi dan dialami manusia. Saat fase ini datang, kekuatan fisik menyusut, ketajaman mata berkurang, kulit mengendur serta rambut putih bermunculan. Keaktifan bekerja juga berkurang digantikan waktu luang. Di masa tua, pasti semua manusia ingin memiliki hati yang tenang dan bahagia.

Psikolog di Layanan Psikologi Bijaksana, Bunda Asteria R. Saroinsong dalam program Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya memaparkan tentang definisi lansia menurut psikologi.

Menurut Elizabeth Harlock, tahap menua adalah tahap terakhir kehidupan manusia. Dalam usia lansia, fase tua dibagi menjadi dua kategori, dimulai usia lanjut dini pada 60-70 tahun dan usia lanjut akhir pada 70 tahun hingga akhir masa hidup.

“Semakin menua, sikap dan sifat manusia akan berbeda dengan masa muda,” ujar Bunda Asteria, Selasa (1/6/2021).

Perubahan terjadi pada 4 bagian, yakni fisik, kognitif, fungsional, dan psikososial. Ada yang semakin rajin beribadah, ada juga yang makin sensitif dan susah mengontrol emosi.

Hal itu didasari oleh faktor diri, kesehatan, dan faktor lingkungan sekitar.

Mengapa individu berubah saat lanjut usia? Selain perubahan fisiologis, lansia juga mengalami perubahan kognitif atau yang berkaitan dengan otak. Pada masa tua, sel-sel otak juga mengalami penurunan.

Hal ini berdampak pada kepikunan, susah memilih kata-kata, sulit berhitung dan lainnya.

“Selain itu, perubahan fungsional dari fisik, seperti di masa mudanya kuat berjalan namun semakin tua semakin cepat lelah, dan beberapa aktivitas harian yang terdampak,” imbuhnya.

Lalu perubahan psikososial, saat teman-teman masa muda mulai berkurang dan rumah terasa sepi karena anak telah berkeluarga dan memilih hidup terpisah.

Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum hadirnya masa tua untuk hidup dengan hati tenang dan bahagia.

Dimulai dari masa muda, siapkan fisik sedini mungkin dengan rajin berolahraga, juga makan-makanan sehat agar masa tua tetap fit dan tidak mudah sakit.

Saat memasuki masa lanjut usia, individu bisa mengkonsultasikan kepada dokter-dokter syaraf untuk memantau perkembangan fisik dan berikhtiar untuk menjaga diri.

Sering kali seseorang yang telah pensiun bisa jadi mengalami post-power syndrome yang merasa tidak berguna dan tidak berharga karena sudah tidak produktif.

Dalam aktivitas sosial, saat masih muda, baiknya seseorang memiliki relasi dengan banyak orang agar tidak merasa sendiri di masa tua.

Komunikasikan dengan keluarga tentang hal-hal atau perubahan yang mungkin dialami saat menua. Bicara tentang tempat tinggal saat tua, perubahan fungsi fisik yang semakin lemah atau penurunan kognitif merupakan hal yang lumrah untuk dibahas dalam keluarga.

Tidak lupa pendekatan spiritual kepada Allah, mengingat umur kehidupan sudah lanjut dan tidak tahu kapan Allah memanggil.

Ketika masa muda masih kurang beribadah, di usia lanjut seseorang bisa meningkatkan aktivitas ibadahnya agar waktu semakin bernilai di hadapan Allah.

“Ketika seseorang banyak bersyukur kepada Allah, membina silaturahim dengan keluarga, hal ini akan mempengaruhi psikologis dan merasa diri berarti serta mempengaruhi bagaimana seseorang bersikap saat tua nanti,” pungkas Bunda Asteria.

Kontributor: Denisa Naura
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment