Menuju Transformasi Budaya Lisan Ke Budaya Tulis

Menuju Transformasi Budaya Lisan Ke Budaya Tulis

Menuju Transformasi Budaya Lisan Ke Budaya Tulis

Perubahan Itu Dimulai Dari Magetan

Selasa 10 April 2018, saya diajak oleh Mas Tom seorang wartawan senior dan penulis serta penerjemah buku untuk membersamai sahabat-sahabat guru di Magetan memulai sebuah perubahan radikal budaya dari budaya lisan ke budaya tulis. Kebetulan saya juga ditemani oleh Pak Karjan, guru senior yang menulis karya-karya luar biasa tentang sejarah lokal Magetan.

Ketika saya bertanya kepada beliau, “Ada berapa orang pak, guru di Magetan yang senang menulis dan berkarya seperti panjenengan?” Beliau hanya tertawa saja, sambil menjelaskan bahwa acara launching buku sekarang ini diharapkan menjadi pengungkit motivasi para guru untuk bisa mendokumentasikan pengalaman-pengalamannya dalam bentuk tulisan.

Saya tentu sangat senang berada di tengah lautan guru Magetan yang sangat luar biasa sehingga bisa menghasilkan sebuah karya fenomenal berupa sebuah buku yang berisi pernik-pernik pengalaman selama melakukan proses pembelajaran. Buku dengan judul “Guru Magetan Menulis” setidaknya akan menjadi inspirasi bagi semua kawan guru untuk semangat menulis.

Menulis adalah simbol dari peradaban yang cukup maju. Karena dengan menulis itulah semua yang dibicarakan akan terekam dalam bentuk tulisan, sehingga akan selalu menjadi daya pengingat bagi siapapun nanti yang membacanya.

Mengapa Perlu Menulis?

Pernahkan terbayang oleh panjenengan semua ketika membaca buku tulisan seseorang bahwa panjenengan pernah bertemu dengannya. Nah, menulis itulah yang akan bisa menyebarkan pesan-pesan kebaikan yang panjenengan miliki ke suatu tempat atau komunitas yang panjenengan tak bisa menjangkaunya, tapi buku dan tulisan panjenengan bisa sampai kesana.

Menulis juga merupakan tradisi kemajuan peradaban, coba bayangkan seandainya dulu Nabi Muhammad tidak memerintahkan sahabatnya Zaid dan beberapa sahabat lainnya menuliskan wahyu yang diterima Rasulullah, akankah kemudian kita bisa mengenal Alquran yang benar?

Manfaat Tulisan

Puji Aryanti dalam sebuah tulisan di blognya menyebutkan beberapa manfaat menulis yang cukup membantu kita untuk menulis, beliau menyebutkan bahwa:

Menulis Itu Salah Satu Langkah Menuju Ke Keabadian

Orang hidup dibatasi oleh usia. Namun, sebuah tulisan hidup untuk selamanya. Banyak penulis yang sudah meninggal dunia, akan tetapi karyanya tetap hidup sampai sekarang dan menjadi berkat bagi pembacanya.

Tulisan bersifat lebih abadi daripada bahasa lisan. Setelah mendengar orang bicara, selang beberapa menit seseorang bisa lupa. Berbeda dengan tulisan, ketika seseorang lupa tentang apa yang dibacanya, dia dapat membaca kemudian mengingatnya kembali. Selain itu, ketika tidak mengerti maksud sebuah tulisan, seseorang dapat mempelajarinya berulang-ulang sampai dia mengerti.

Menulis Berarti Menata Dan Meningkatkan Kemampuan Pikiran

Saat akan mulai menulis, berbagai ide dan gagasan seperti simpang siur dalam pikiran seorang penulis. Ide dan gagasan tersebut harus disusun secara sistematis agar dapat dipahami dan dimengerti orang lain dengan baik.

Proses penyusunan ide agar tulisan dapat dengan mudah dipahami akan membawa kita kepada pengenalan terhadap ide-ide orang lain dan melahirkan pendapat atas ide-ide tersebut. Karena itu, belajarlah menyusun argumentasi untuk menopang ide agar mudah dipahami (rasional). Hal tersebut berarti menulis membuat kita terbiasa berpikir sistematis dan saksama. Apabila terbiasa melakukannya, kemampuan berpikir kita akan semakin tajam.

Selain itu menulis juga memberi manfaat seperti:

Dengan menulis kita bisa menuangkan ide, gagasan, atau nilai dengan lebih leluasa dan terkontrol. Maksudnya adalah, dengan media tulisan kita bisa membaca secara berulang-ulang apa yang kita tulis sebelum diberikan kepada pembaca (mengoreksi isi bacaan/editing). Berbeda dengan bahasa lisan, yang tidak bisa diralat dan hanya spontanitas.

Dengan tulisan, sebuah gagasan kita menjadi lebih luas. Maksudnya adalah, ketika tulisan kita disebarluaskan kepada pembaca, baik melalui media cetak atau elektronik berarti kita telah mempengaruhi banyak orang berbeda dengan tulisan yang hanya disimpan pada lemari dan penyampaian secara lisan. Tidak terbayang jikalau kita menyampaikan gagasan secara lisan, berapa banyak energi dan waktu yang kita perlukan untuk menyampaikan kepada ribuan orang.

Akhirnya saya hanya bisa memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada semua sahabat saya guru terutama yang berada di Magetan yang melaunching buku kumpulan gagasan baiknya dalam proses belajar mengajar. Kelak buku itu akan menjadi catatan sejarah Magetan, bahwa pernah dimulai perubahan peradaban baru di Magetan yang dilakukan oleh para gurunya, berupa perubahan dari tradisi lisan ke tradisi tulis. Apresiasi saya kepada Mas Tom sebagai pendamping mereka, Ustadzah Iin Indarti, Pak Karjan dan sahabat-sahabat guru lainnya dan tak lupa kepada Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) yang memberi support kegiatan melaunching buku Guru Magetan Menulis, terima kasih semuanya.

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (Al Hadits).

 

Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment