SURABAYA (Suaramuslim.net) – Kekhawatiran masyarakat terhadap Virus Corona (Covid-19) mengarah ke aktivitas apa pun yang dianggap membawa Covid-19, tidak terkecuali dengan jenazah yang diduga pasien positif Covid-19. Hal ini pula yang dialami Laznas Nurul Hayat pada Selasa tanggal 7 April 2020 saat mengantarkan jenazah.
Selasa malam, petugas Nurul Hayat mengantarkan jenazah mustahiknya ke Jombang yang meninggal karena jantung, namun karena salah paham, masyarakat setempat mengira sebagai jenazah pasien Covid-19.
“Mobil dan jenazah yang kami antarkan ditolak warga, mereka khawatir kami membawa jenazah Covid-19 yang akan membawa penularan terhadap warga, Teguh Santoso, driver mobil jenazah akhirnya harus menginap bareng jenazahnya di atas mobil. Gara-gara tokoh masyarakatnya tak berkenan menerima,” ujar Kholaf Hibatulloh selaku Direktur Program Nurul Hayat saat dihubungi Suaramuslim.net, Rabu (8/4).
Padahal, lanjut Kholaf, sapaan akrabnya, drivernya sudah mengantongi surat kematian dari rumah sakit.
“Padahal sudah dijelaskan baik-baik bahwa sakitnya sakit jantung. Katanya belum cukup. Suruh ke Surabaya lagi minta surat yang entah surat apa lagi. Akhirnya keluarga balik ke Surabaya. Kasihan jenazahnya tidak segera dikubur dari jam 21.00 sampai 12.00 tidak segera dimakamkan,” tambahnya.
Ketua Forum Zakat Jawa Timur itu juga menyayangkan sikap warga yang menolak, sebab kalau memang almarhum adalah pasien Covid-19, pasti masuk dalam penindakan Gugus Tugas penanganan wabah yang dibentuk pemerintah. Tidak dibiarkan begitu saja.
“Saya membayangkan kalau sikap seperti itu merata di semua warga, berapa banyak keluarga meninggal dunia yang kecele. Ini masih Surabaya-Jombang. Bagaimana jika lebih jauh lagi, antar provinsi misalnya. Ditolak mentah-mentah atau disuruh kembali ke rumah sakit. Mengurus berkas yang RS-nya bingung atau tidak mau,” tegasnya.
Namun, setelah menunggu beberapa lama, Gugus Tugas Covid 19 Jombang membantu dan menangani proses pemakaman jenazah.
“Tadi siang jam 12.00 sudah dimakamkan, sudah beres, namun harus menyepakati untuk dimakamkan menggunakan peti,” tandasnya.
Kholaf berharap hal ini tidak terulang lagi di mana pun berada, sebab kasihan pada keluarga jenazahnya.
“Jika ini dibiarkan, bisa jadi juga akan terjadi di daerah lain pada lembaga-lembaga zakat yang memiliki program serupa.” Pungkasnya.
Sebelumnya Direktur Utama RS Jakarta Sukapura – Muhammadiyah COVID-19 Command Center, Umi Sjadqiah menegaskan, jenazah Covid-19 yang sudah dikubur tidak menularkan virus tersebut.
Yang perlu diketahui, jenazah, yang telah ditangani dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku, aman untuk dikuburkan. Ini karena virus hanya hidup di sel hidup dan jenazah yang telah dikubur tidak menularkan virus.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir