Guru atau Ortu, Siapa Penuntunku?

Guru atau Ortu, Siapa Penuntunku?

Ilustrasi guru dan orang tua. Ils:

Suaramuslim.net – Guru adalah salah satu faktor terpenting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru menjadi fasilitator dalam transportasi ilmu kepada siswa. Guru bertanggung jawab atas penyampaian ilmu selama siswa mengikuti pendidikan. Guru bukan hanya menjadi pengajar. Guru adalah orang tua bagi para siswanya di sekolah. Menjadi tulang punggung bagi sebuah pembelajaran. 

Sudah seharusnya sinergi yang baik antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan demi menciptakan suasana yang mendukung bagi perkembangan anak. 

Kasus-kasus yang pernah kita bahas di forum Program Mozaik Radio Suara Muslim seperti mengapa murid bisa mem-bully guru, mengapa murid bisa dikeluarkan dari sekolah, ini berarti banyak sekali pihak yang seharusnya bisa menjadi penuntun si anak.

Tidak dipungkiri di rumah pertamanya ada ayah dan bunda sebagai madrasah pertama. Orang tua memilih sekolah itu sebelumnya pasti tahu profil sekolah, menjadi guru di suatu sekolah juga pasti si calon guru tak hanya mempelajari sekolah tersebut seperti apa, tetapi juga mempelajari profil siswa.

Nah, ketika bertemu di suatu lembaga yang disebut sekolah, maka ada guru, ada orang tua murid, kemudian ada hal-hal yang kami ajarkan juga bisa diajarkan oleh orang tua insyaAllah semuanya akan berjalan lancar, selaras, dan seimbang. Tetapi ketika ada hal-hal yang diberikan berbeda, antara di rumah dan sekolah tidak sinkron, maka anak ini butuh dituntun lagi.

Hubungan kita dan anak-anak akan lebih jelas kalau kerangka yang diberikan juga jelas. Misalnya kita membuat program, lalu orang tua kita ajak diskusi, orang tua dihadirkan ke sekolah, atau membuat presentasi pendek, kemudian kita sampaikan kepada orang tua, saya kira orang tua akan lebih mudah bersinergi dengan kita.

Bahkan insyaallah yang terjadi kalau orang tua tahu kebutuhan anaknya seperti apa, bagian guru yang mana, bagian orang tua yang mana, insyaAllah support orang tua akan melebihi dari apa yang kita perkirakan.

Karena orang tua mengeluarkan segala sesuatu yang terbaik untuk anak tidak akan ada hitung-hitungan lagi. Apapun diberikan karena anak adalah investasi masa depan. Bisa jadi bagi orang tua yang berpikir akan memberikan yang terbaik kepada anak bukan karena nanti untuk meminta dan membalasnya, tetapi menyiapkan untuk berpisah dengan orang tuanya.

Artinya dia akan tangguh ketika tidak lagi bersama orang tuanya.

InsyaAllah kalau pendidikan di rumah baik, di sekolah juga disambut baik, anak pun akan menjadi baik. Kalau kita ingin anak kita ahli ibadah, mereka harus melihat orang tuanya ahli ibadah. Kalau kita ingin anak kita komunikasinya baik dan santun, maka perlihatkan komunikasi yang baik dan santun juga. Itu semua untuk menuntun mereka secara alami.

Guru pun juga seperti itu. Kalau ingin muridnya santun dan cerdas, perlihatkan bahwa guru juga santun dan cerdas. Jadi mereka akan mencontoh seperti apa yang ia lihat untuk menjadi panutannya.

Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 fm pada hari Jumat, 6 Maret 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Ustazah Hamdiyaturrahmah, Praktisi Pendidikan dan Parenting Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment