Suaramuslim.net – Mitra muslim, jika ada yang terlahir di tahun 90-an hingga 2000-an berbanggalah, karena generasi milenial ini sedang menjadi perbincangan di mana pun. Disebut-sebut para milenial ini akan membawa gaya kehidupan yang unik dan terbarukan. Tidak mengherankan, mereka yang lahir dalam era pergantian abad tentu menyebabkan banyaknya sistem kehidupan yang bertransformasi.
Saat ini generasi milenial menganggap kehidupan sosial sebagai aspek penting yang diiringi dengan berbagai kemajuan teknologi, dan perilkau konsumtif memang lekat sebagai karakteristik era milenium ini.
Generasi milenial sebetulnya mereka yang lahir kurang lebih sekitar tahun 80 sampai 94-an. Usia dari 20 sampai awal 40. Sedangkan sekarang sebetulnya sudah mulai banyak generasi Z atau Gen-Z. Karena generasi Z itu yang lahir sekitar tahun 1995 sampai 2012.
Sehingga di antara mereka saat ini memasuki usia produktif. Anak-anak yang ada di generasi Z inilah yang saat ini sedang kita hadapi. Bukan lagi sekadar generasi milenial, tetapi kita sudah menghadapi generasi Z. Dan mereka ini memang lebih suka dengan gadget, apa pun yang bersifat instan.
Dengan adanya teknologi, kemajuan pun semakin luar biasa. Anak-anak kita yang saat ini, yang lahir di tahun 1995 sampai 2012, masih kecil sudah pandai mengoperasikan berbagai alat teknologi seperti halnya bermain Tik Tok yang memang saat ini sedang booming. Atau ada juga yang senang melihat YouTube. Jadi mereka kalau sedang mencari tutorial, mereka lebih ke self service dan tinggal buka gadget.
Bila orang tua tidak memahami perilaku Generasi Z ini, bisa salah menilai. Kita tidak boleh asal menjudge anak-anak. Karena dalam belajar dan mengasah keahliannya mereka banyak dapatkan melalui gadget.
Untuk kepada semua orang tua, yuk, sekarang jaman semakin maju, kita tetap harus mengajarkan nila-nilai agama yang kita sudah dapatkan kepada Gen-Z. Itu harus tetap kita jaga. Tetapi tak lupa kita juga harus belajar memahami bagaimana karakter anak dan remaja, memahami bagaimana metode-metode yang mengasyikkan untuk anak-anak kita dalam mempelajari hal-hal baru.
Kita tidak mungkin menghentikan waktu dan tidak mungkin membentengi anak-anak dari perkembangan teknologi dan terus semakin dewasa. Di depan kita bisa jadi mereka akan takut kepada kita karena kita marah-marah. Tapi yang kita inginkan bukan itu, yang kita inginkan adalah membuat mereka menjadi anak yang saleh-salehah, yang bisa survive, bisa kuat, mempunyai perisai untuk berjalan sesuai norma-norma agama, dan mempunyai benteng untuk menangkal pengaruh-pengaruh yang tidak baik.
Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 FM pada hari Selasa, 3 Maret 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Bunda Asteria Ratnawati Saroinsong – Psikolog Layanan Psikologi Bijaksana, Wakil Ketua Yayasan Advokasi Sadar Autisme, Narasumber di Bidang Psikologi Perkembangan dan Pengembangan Diri.