Suaramuslim.net – Mitra muslim, nikmat adalah segala yang diinginkan dan dicari-cari setiap manusia. Tubuh yang sehat, pikiran yang cemerlang, teman atau tetangga yang baik, prestasi yang memukau dan membanggakan keluarga juga orang sekitar. Termasuk mendapatkan karier yang sukses dan keluarga yang bahagia bagi orang dewasa.
Tapi kadang karier dan keluarga tidak bisa dinikmati secara seimbang oleh semua orang. Tak jarang banyak yang merasa frustasi dan depresi. Demi karier yang sukses maka kedekatan dengan keluarga berkurang. Atau demi keluarga yang terawat bahagia, harus meninggalkan karier yang sukses.
Sebagai seorang muslim yang beriman dan bertakwa pada Rabbnya. Hal yang utama dari segala yang penting adalah mensyukurinya dengan sikap terbaik untuk kehidupan yang baik.
Kalau kita berbicara mensyukuri itu berarti berbicara tentang cara pandang. Jadi bagaimana kita melihat segala sesuatu dari sisi positif. Karena apa pun yang Allah berikan kepada kita pasti yang terbaik.
Nah, terkadang sebagai manusia kita memilih banyak hal, karena manusia memang makhluk pemilih, dan terkadang malah menyebabkan konflik.
Termasuk juga dalam berkarier atau berkeluarga karena saat ini bekerja memang menjadi kebutuhan kita semua. Dengan kebutuhan hidup yang semakin komplek, semakin meningkat, rasanya bekerja menjadi sesuatu yang “harus” dilakukan oleh setiap orang.
Ketika kita berbicara karier ini pasti mengacu kepada pekerjaan di luar rumah. Entah bergabung di suatu organisasi, perusahaan, ataupun bahkan menjalankan bisnis sendiri juga sebuah rangkaian karier.
Ketika seseorang sudah bekerja pasti akan ada tanggung jawab ekstra yang harus dijalankan, dan dalam beberapa aspek seringkali menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan.
Banyak yang bisa kita lakukan untuk mencoba menyeimbangkan keduanya. Butuh tenaga ekstra, tetapi itu bukan hal yang tidak mungkin tidak bisa dilakukan. Insya Allah bisa dilakukan.
Pertama, kuncinya adalah selalu berpikir positif atas apa pun yang terjadi dalam hidup kita. Menyukuri nikmat karier dan keluarga. Kalau kita selalu berpikir positif, kita akan bisa memahami bahwa tidak semua orang mempunyai keluarga, tidak semua orang mempunyai karier, maka ketika kita memiliki karier dan keluarga dalam konteks waktu yang bersamaan itu sebuah nikmat yang Allah beri untuk kita.
Terkadang untuk bisa menyelaraskan keduanya butuh tenaga ekstra. Tetapi dengan selalu berpikir positif, insya Allah itu akan jadi sumber kekuatan buat kita agar selalu bisa melakukan yang terbaik.
Kalau memang bapak dan ibu memiliki karier yang baik tentu perlu kesepakatan dengan pasangan. Apakah bapak yang bekerja atau ibu yang bekerja atau juga bisa bapak dan ibu yang bekerja.
Karena seringkali stres dan depresi berasal dari ketidaksepakatan antarpasangan kita. Bagaimana batasan-batasan ketika bekerja, bagaimana kesepakatan-kesepakatan dalam menjalani keluarga itu perlu kita lakukan.
Apapun keputusan kita, itu adalah hasil pemikiran panjang yang mungkin sudah diputuskan, termasuk bapak dan ibu ketika memutuskan berkarier, berkeluarga, atau berkarier sekaligus berkeluarga.
Tetap jaga kesehatan, sebaik apa pun karier yang kita punya, sebesar apa pun usaha yang kita lakukan tetap harus menjaga kesehatan. Karena salah satu nikmat yang sudah Allah beri adalah nikmat sehat. Jadi syukuri apa pun yang sudah Allah beri. Karier yang baik, keluarga yang baik. Itu semua adalah nikmat.
Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 FM pada hari Kamis, 6 Maret 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Bunda Nurul Sih Widanti, M.Psi, Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya.