Menyikapi Realita Vs Ekspektasi

Menyikapi Realita Vs Ekspektasi

Bunda Dra. Dewi Mustami’ah, M.si, Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya. Foto: suaramuslim.net

Suaramuslim.net – Memiliki ekspektasi bisa menjadi penyemangat bagi kita dalam melakukan suatu aktivitas, namun ekspektasi berlebihan merupakan sumber kekecewaan.

Berharap memang boleh-boleh saja karena memiliki tujuan dalam hidup dan keinginan untuk mewujudkannya adalah salah satu fitrah manusia, asal harus tetap realistis dan siap dengan segala kemungkinan karena tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Makin terjebak dengan ekspektasi berlebihan dan tidak realistis maka akan semakin sulit bagi kita merasakan kebahagiaan. Maka sedari dini mari menyikapi ketika realita tak sama dengan ekspektasi.

Orang memang ditakdirkan untuk selalu memiliki keinginan. Dan keinginan itu hampir tidak terbatas. Tetapi yang perlu diingat bahwa apa yang diinginkan itu memang tidak selalu bisa dipenuhi karena itu bisa berkaitan dengan orang lain dan juga bisa jadi belum sesuai dengan kita.

Ketika kita ingin menentukan keinginan itu yang harus kita pahami, harus disesuaikan dengan kondisi kita. Seseorang perlu mengetahui bahwa kita memiliki kelebihan apa, kekuatan kita apa, nah itu salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang memiliki banyak harapan.

Penting sebenarnya ketika kita memiliki tujuan, karena ini membuat kita memiliki banyak harapan. Kita harus pahami siapa diri kita dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Ketika seseorang sudah mengetahui bahwa siapa dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya, nanti akan membawa kita ke arah mana. Sehingga kita tahu secara jelas tujuan kita.

Pertama yang harus kita pahami yaitu pengenalan diri. Sebenarnya semua itu bisa diubah tapi dengan catatan langkah apa yang akan kita lakukan. Itu sangat penting. Orang yang memiliki sesuatu yang bersifat realitas yaitu bagaimana ketika mau jadi apa, lalu bagaimana cara mewujudkannya, melalui apa, dan usaha apa saja yang harus dilakukan.

Jadi sangat penting kita tahu tujuan dari sebuah harapan agar bisa memandu kita dan upaya-upaya apa yang bisa kita lakukan.

Apa yang perlu diperhatikan untuk membatasi agar harapan-harapan itu tidak terlalu berlebihan?

Selain kita tahu bahwa kekurangan dan kelebihan kita apa, kita juga harus memahami bahwa lingkungan sekitar kita seperti apa. Kita juga harus memahami ketika kita mempunyai tujuan apakah kita juga memiliki pengetahuan yang cukup terhadap suatu hal tersebut.

Bagaimana menyikapi rasa kecewa jika harapan tidak sesuai kenyataan?

Seseorang mengalami rasa kecewa karena tidak bisa menerima kondisi. Kalau yang kita ingat hanya perihal tidak berhasil, di situlah sumber kekecewaan. Persoalan berhasil dan tidak itu tergantung cara pandang kita. Oleh karena itu sebenarnya kita juga perlu melihat bahwa apa saja penyebab ketika kita gagal. Jadi jangan hanya melihat apa yang sudah terlewati, tetapi lihatlah apa yang bisa kita lakukan untuk kedepannya.

Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 fm pada hari Kamis, 13 Februari 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Bunda Dra. Dewi Mustami’ah, M.si, Psikolog, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment