Suaramuslim.net – Mitra muslim melakukan beberapa hal dalam waktu bersamaan atau yang dikenal dengan multitasking menjadi kebiasaan banyak orang terutama mereka yang bekerja dan memiliki tingkat kesibukan tinggi.
Seorang multitasker tentu akan merasa efektif kalau semua pekerjaan akan cepat selesai. Tapi, bagi yang terbiasa multitasking pastikan memahami dengan baik dampak dampak dari aktivitas ini.
Apalagi jika ini dilakukan oleh anak-anak Anda. Sudah tahu kan di zaman now ini semakin banyak sarana untuk aktif mengikuti beragam sekali kegiatan.
Kalau dalam sistem pendidikan yang saya lihat adalah cara konsep pembelajaran. Di luar konsep pembelajaran memang itu fenomena yang terjadi karena kita mempunyai alat yang luar biasa canggih yaitu gadget. Dan gadget ini merupakan satu inspirasi kegiatan yang bermacam-macam. Di samping anak mencari info tentang sekolah, dia juga ingin mencoba berbagai hal. Dan itu adalah satu sarana yang tidak bisa dicegah, tapi bagaimana mengubahnya jadi positif dengan memfokuskan pada apa saja yang anak inginkan.
Jadi, kalau diskusi hari ini tentang multitasking itu diartikan bahwa dalam satu waktu kita bisa merangkai berbagai macam aktifitas pekerjaan. Kalau saya pribadi di dalam dunia pendidikan khususnya anak usia SD, sebaiknya multitasking ditata sedemikian rupa agar tidak berlebihan.
Artinya kita harus menggali apa yang anak inginkan, sehingga kecendrungan mereka bisa diarahkan. Ada beberapa upaya ketika sekolah mengeluarkan kegiatan ekstrakurikuler, atau misalnya ada aturan bahwa tidak boleh ganti terlebih dahulu, itu semua agar dia bisa merasakan lebih cenderung ke arah mana si anak ini.
Kalau mulai usia SMP multitasking menjadi suatu tantangan saja. Apakah dia mampu menyelesaikan ini dengan time management. Sehingga akhirnya memang anak-anak berlatih mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu, apakah pekerjaannya 100% akan bagus atau tidak.
Wawasan-wawasan seperti itu harus sudah diberikan kepada anak. Bahkan ketika dia multitasking sekalipun, dia harus memprioritaskan, karena ini masih masa-masa mereka belajar.
Jadi, ketika kegiatan-kegiatan yang di luar itu kemudian bisa didiskusikan dengan anak, apakah ini mendukung atau tidak dengan kegiatan yang dia butuhkan saat ini di sekolah.
Sehingga kegiatan-kegiatan di luar baik itu kognitif ataupun akademis, orang tua harus bijaksana melihat bahwa ini mendukung atau tidak untuk perkembangan anak saat ini, khususnya perkembangan psikologis yang harus diperhatikan.
Saya harus tetap kembali mengingatkan orang tua bahwa anak kita bisa multitasking atau tidak, terarah profesionalismenya atau tidak, itu masih tetap tugas orang tua.
Artikel ini dikutip dari siaran Mozaik Radio Suara Muslim Surabaya 93.8 fm pada hari Jumat, 28 Februari 2020 pukul 13.00-14.00 bersama Ustadzah Hamdiyaturrahmah, Praktisi Pendidikan dan Parenting Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya.