MUI Jatim Kritik Pembongkaran Masjid As-Sakinah Balai Pemuda Surabaya

MUI Jatim Kritik Pembongkaran Masjid As-Sakinah Balai Pemuda Surabaya

SURABAYA (suaramuslim.net) – Pembongkaran Masjid As-Sakinah di komplek Balai Pemuda menuai protes dan kekecewaan masyarakat Surabaya. Pasalnya pembongkaran masjid untuk membangun gedung DPRD Surabaya 8 lantai itu tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Bentuk kekecewaan diekspresikan dengan menggelar aksi keprihatinan berupa tahlil dan kirim doa pada Kamis (02/11) malam. Koordinator kegiatan, Wawan Kemplo menyebut biasanya tahlil dilakukan untuk berkirim doa kepada mereka yang sudah meninggal dunia, agar arwah mereka mendapatkan bimbingan dan hidayah dari Allah.

“Nah kami melihat sosok ketua DPRD Surabaya dan Walikota Surabaya, jiwa dan perasaannya telah mati. Sehingga dengan kami kirimi tahlil ini, diharapkan jiwa dan perasaannya bisa hidup kembali. Sehingga pembangunan kota yang dilakukan tidak hanya menuruti syahwat fisiknya saja,  tapi juga mempunyai jiwa dan ruh serta rasa”, ujar Wawan.

Menanggapi hal ini, Dialog Ranah Publik Suara Muslim Radio Network pada Jumat (3/11) pagi mendiskusikannya bersama anggota Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Timur (MUI Jatim) Ustadz Muhammad Yunus. Sebelumnya produser acara juga menghubungi Ketua DPRD Kota Surabaya untuk memberikan klarifikasi melalui applikasi pesan, namun tidak mendapatkan respon.

Ustadz Yunus menyebut sudah menjadi tugas pemimpin untuk mengajak masyarakat untuk membimbing dan mendirikan sholat guna membangun kesadaran masyarakat.

“Tempat sholat dirobohkan, seperti tidak ada perencanaan yang bagus. Apakah tidak ada perencanaan sebelumnya ? tidak dipikirkan bagaimana implementasi dari rencana pembongkaran masjid As-Sakinah. Waktu setengah tahunpun terlalu mendadak sedangkan anggaran pembangunan gedung paling tidak satu tahun, sementara dalam kasus ini pemberitahuan ke takmir hanya seminggu sebelumnya”, ucap Ustadz yang juga Sekjend Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim ini.

“Sedangkan masjid ini adalah tempat untuk berdiskusi dan untuk kegiatan masyarakat. Jika bangunan fisik rusak bisa dibangun, tapi jika mental masyarakat rusak maka mau dibawa kemana arah pembagunan terutama pembangunan spritual.”, paparnya.

Ustadz Muhammad Yunus mempertanyakan urgensi membangun gedung DPRD dengan 8 lantai sedangkan gedung DPRD Kota Surabaya saat ini kurang teroptimalkan, saat sidangpun banyak yang tidak datang. Secara fisik pembangunan Surabaya sudah bagus tapi pembangunan mental spritual masyarakat tidak bisa diabaikan.

“Harapannya Walikota Surabaya Tri Rismaharini segera berkonsentrasi pada polemik pembongkaran masjid As Sakinah dan membuat perencanaan baru agar masjid tetap ada dan jangan sampai masalah ini dipolitisasi oleh pihak tertentu yang ingin mengacaukan suasana menjadi bola salju yang bisa mengakibatkan kekacauan di Surabaya bahkan Jawa Timur seperti yang terjadi di Jakarta”, pungkas Ustadz Yunus.

Reporter : Nurul Adha Nia
Editor : Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment