Nadiem Makarim dan Tantangan Berat Dunia Pendidikan

Nadiem Makarim dan Tantangan Berat Dunia Pendidikan

Nadiem Makarim memimpin rapat pemimpin tingkat kementerian untuk pertama kali. Foto: instagram/kemdikbud.ri

Suaramuslim.net – Tak disangka bos Gojek Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Mantan CEO PT Gojek Indonesia, Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet Indonesia Maju.

Keputusan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat mengenalkan sejumlah nama menteri di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (23/10/2019) pagi. Namun, keputusan ini sempat memancing pertanyaan publik karena Nadiem selama ini dikenal lebih dekat dalam dunia tranportasi.

Nadiem Makarim mengatakan tugas pertamanya adalah melakukan koordinasi dalam berbagai macam termasuk koordinasi dengan berbagai direktur jenderal (dirjen) dalam kemendikbud.

Nadiem mengatakan kalau sudah mulai memahami situasi di Kemendikbud. Mantan CEO Gojek itu melihat banyak hal yang harus dihadapi di kepemimpinannya. Ia yakin semua masalah tersebut bisa ditangani dengan baik. “Sangat optimis, sangat optimis, sangat excited. Banyak sekali tugas, berat sekali tantangannya tapi saya optimis,” kata Nadiem. Nadiem menambahkan tugasnya sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan ke depan akan semakin berat tetapi dia optimistis bisa menyelesaikannya.

Salah satu yang menjadi tugas berat Nadiem dan diamanahkan langsung oleh Presiden adalah sektor pendidikan dan peningkatan kualitas SDM, khususnya menghadapi dunia kerja. Selain itu, Presiden menegaskan, kemampuan dasar anak-anak Indonesia harus terus dibangun, mulai dari pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Terutama untuk meningkatkan kemampuan literasi, matematika, dan sains, sehingga menjadi pijakan bagi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anak di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Presiden tampaknya mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2018 yang menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia sebesar 6,99 juta orang, atau 5,34 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 131,01 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, lulusan SMK menganggur tercatat 11,24 persen, sementara lulusan SMA menganggur mengambil porsi 7,95 persen.

Terkait guru sebagai kunci pencetak SDM berkualitas, tiap tahunnya diperkirakan ada 70 ribu guru yang memasuki masa pensiun, sedangkan pemerintah masih menerapkan kebijakan ketat terhadap pengangkatan ASN. Selain itu, pemerintah daerah terus ditekan agar tidak mengangkat tenaga honorer baru. Kebijakan ini dinilai saling bertentangan dengan kondisi lapangan, yakni kurangnya tenaga guru di sekolah. Bahkan, mantan Mendikbud Muhajir menyarankan untuk memperpanjang masa kerja guru yang telah pensiun.

Sebagai Kemendikbud, tak hanya meningkatkan kualitas SDM, khususnya menghadapi dunia kerja, tetapi juga membentuk siswa atau peserta didik yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia berkarakter. “Nah jadi bukan hanya persoalan teknologi. Karena inti dari pendidikan itu adalah moralitas bangsa. Tujuan pendidikan kita adalah membentuk siswa atau peserta didik yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang dan berakhlak mulia berkarakter,” ujarnya Fahmi Salim Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Melihat Kemendikbud memiliki peranan penting dalam membangun karakter bangsa. Dia tidak ingin kementerian tersebut hanya mengedepankan persoalan pengembangan teknologi tapi malah melalaikan bagaimana membentuk moral bangsa.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment