Suaramuslim.net – Surabaya adalah ibukota terbesar kedua di Indonesia. Kota yang biasa disebut Kota Pahlawan ini memang memiliki sejarah yang sangat berpengaruh untuk kemerdekaan Indonesia. Sejak awal berdiri, kota ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan nilai-nilai heroisme. Heroisme masyarakat Surabaya tergambar dalam pertempuran 10 Nopember 1945.
Arek-arek Suroboyo dengan berbekal bambu runcing berani melawan pasukan sekutu yang memiliki persenjataan canggih. Usia Kota Surabaya yang sudah 726 tahun ini diperjuangkan dengan darah dan air mata. Bangunan-bangunan bersejarah di kota ini berdiri berbaur dengan kesedihan kisahnya. Saksi bisu arek-arek Suroboyo yang menjadi korban berjuang demi kemerdekaan.
Dengan cerita sejarahnya yang panjang dan kelam, Surabaya memiliki banyak tempat yang bisa dikunjungi untuk mengenang jasa para Pahlawan terdahulu. Tempat-tempat bersejarah di Surabaya ini bisa menjadi rekomendasi untuk belajar sejarah kepahlawanan. Di bawah ini beberapa tempat wisata yang mempunyai nilai sejarah yang bisa dikunjungi untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional.
1. Tugu Pahlawan Surabaya
Tugu Pahlawan yang didirikan di bekas reruntuhan gedung Raad Van Justitie (Kantor Pengadilan Tinggi) yang dibangun Belanda, di gagas oleh Walikota Doel Arnowo untuk memperingati peristiwa pertempuran 10 November 1945, yaitu pertempuran antara arek-arek Suroboyo berjuang melawan tentara sekutu.
Di dekat tugu terdapat batu. Peletakan batu pertama dari tugu yang berbentuk paku terbalik ini dilakukan oleh Ir Soekarno Presiden RI pertama tanggal 10 November 1951, dan diresmikan tanggal 10 November 1952. Tugu setinggi 41.15 meter ini memiliki 10 lengkungan dan 11 ruas yang mengandung makna 10.11.1945 (Sumber: Tugu Pahlawan).
2. Monumen Bambu Runcing
Bambu Runcing adalah senjata tradisional yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda. Tepatnya pada 10 November1945, yang sekarang dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Pada masa peperangan, bambu dibentuk meruncing layaknya tombak untuk menusuk musuh.
Bambu runcing ini dibuat berkaitan dengan terbatasnya senjata modern yang ada dan untuk menunjukkan semangat di antara para prajurit sebagai warga sipil Indonesia. Untuk itulah, Monumen Bambu Runcing ini dibangun, dan terletak di jalan Panglima Sudirman. Monumen Bambu Runcing adalah ikon pariwisata Surabaya yang berhubungan dengan situs sejarah perjuangan bangsa (Sumber: situsbudaya.id).
3. Jembatan Merah
Mulanya jembatan dibangun untuk menghubungan Surabaya sebelah timur dengan wilayah Surabaya sebelah barat. Sebelah Timur Kota Surabaya merupakan area pedagang dan pelaut asing. Sementara di sebelah Barat dulunya merupakan kawasan pemerintahan kolonial Belanda. Kemudian saat pertempuran melawan tentara Belanda dan Sekutu, para arek-arek Suroboyo bertahan di kawasan Jembatan Merah.
4. Penjara Kalisosok
Penjara ini berdiri sejak tahun 1850 atas usul Gubernur Jendral Daendels. Pada tahun 2001 penjara ini dikosongkan dan dipindah ke lapas porong (Sumber: Oud Soerabaia, Von Vaber).
Penjara Kalisosok yang terletak di kawasan utara Surabaya ini adalah penjara Belanda yang dikenal sebagai penjara paling kejam untuk menyiksa orang-orang yang menentang Belanda dan sejumlah tokoh kemerdekaan Indonesia seperti Soekarno, Wage Rudolf Soepratman, dan Kiai Haji Mas Mansur. Didalamnya terdapat alat-alat penyiksaan dan ruang-ruang yang bisa dibilang tidak masuk akal dan itu semua ada di Penjara Kalisosok, tutur Bagus Prasetya Tour Guide Heritage Track House Of Sampoerna Surabaya.
5. Museum Surabaya
Kalau pengin pergi ke tempat wisata gratis, datanglah ke museum Surabaya di Gedung Siola, Jalan Tunjungan, yang telah diresmikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Mei 2015. Sebelumnya, tempat ini merupakan salah satu pusat pertahanan melawan sekutu, yang berubah menjadi pusat perbelanjaan modern. Kini, Museum Surabaya memiliki potret Kota Pahlawan dari masa ke masa. Museum Surabaya buka setiap hari dan gratis, mulai pukul 09.00-21.00.
6. Gedung Ex De Javasche Bank
Bersumber dari Bank Indonesia, De Javasche Bank (DJB) merupakan Bank sirkulasi zaman kolonial Hindia Belanda yang didirikan tahun 1828 dan berkantor pusat di Batavia. Seiring dengan perkembangannya yang pesat, maka DJB pun mendirikan kantor-kantor cabang yang tersebar luas di wilayah Hindia Belanda, antara lain di Kota Surabaya.
De Javasche Bank adalah bangunan cagar budaya milik Bank Indonesia. Kantor Bank Indonesia yang dulunya bernama De Javasche Bank Agentschap Surabaya didirikan pada 14 September 1829. De Javasche Bank kemudian di nasionalisasi menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953, dan terus menempati kantor di Jalan Garuda ini hingga tahun 1973 dimana Bank Indonesia Surabaya menempati gedung baru di Jalan Pahlawan Surabaya.