“Ngopi” Secangkir Iman

“Ngopi” Secangkir Iman

Foto: restaurantandcafe.co.nz

Suaramuslim.net – “Woy, udah pada ngopi blon? Diem-diem baek, ngopi napa ngopi!”
Kopi, buat sebagian orang bukan hanya sebuah seruputan nikmat yang bisa membuat ketagihan, namun juga menjadi kebutuhan wajib setiap pagi – petang hari – hari yang melelahkan. Bahkan, tidak jarang juga penikmat kopi menjadikannya sebagai obat atau gaya hidup berfilosofi tinggi.

Ya! Kopi memang minuman “kharismatik” yang “demam”nya telah lama mendunia dengan berbagai macam ragamnya. Meskipun cita rasanya berbeda antara belahan dunia yang satu dengan yang lainnya, hampir dipastikan tak ada satu negara pun di dunia yang tak mengenal gaya hidup menyeruput kopi atau biasa kita sebut dengan “ngopi”.

Jika pembaca sekalian adalah salah satu dari pecinta kopi, sudahkah Anda ngopi hari ini? Jika sudah, bersyukurlah! karena “ngopi” adalah salah satu nikmat Allah Swt. yang pantas kita syukuri.

Ngomong – ngomong tentang “ngopi”, maukah pembaca saya ajak “ngopi” iman bersama sesaat?
Ya! Tidak usah heran. Kita pun bisa sesekali menyeruput secangkir iman bersama. Kembali meneguk kenikmatannya seperti yang dikatakan Muadz bin Jabal ra;
اجلس بنا، نؤمن ساعة.
“Mari duduk bersama, kita beriman sesaat.”
Senada dengan kalimat ini, Abdullah bin Rawahah berkata kepada Abu Ad Darda’ ra. ;
هيا بنا نؤمن ساعة، فإن القلب أسرع تقلبا من القدر إذا استجمعت غليانا.”
“Mari kita beriman sesaat, sungguh hati itu lebih cepat bergejolak dari periuk ketika (isinya) telah mendidih.”

Akhi pembaca yang mulia, sungguh iman kita pasti akan usang kata Rasulullah saw., seperti usangnya baju yang kita pakai. Jika kita senantiasa senang dengan baju-baju yang bagus dan indah, tidakkah kita ingin iman kita juga demikian?
Lalu, kenapa iman kita usang?

Tentulah jawabannya karena maksiat dan dosa yang kita lakukan. Sebab, kualitas iman di dalam hati kita akan berbanding lurus dengan kebaikan dan keburukan yang kita kerjakan, bukan? Jadi semakin banyak keburukan kita, semakin rendah kualitas iman kita. Semakin rendah kualitas iman kita, semakin cepatlah ia usang.

Sambil ngopi, mari kita ingat-ingat lagi, hari ini lebih banyak kebaikan atau keburukan yang sudah kita lakukan?
Saat bangun pagi tadi, apakah yang memenuhi kepala dan hati kita? Dunia yang melupakan atau akhirat yang menjanjikan?

Mari kita berhenti sejenak, lalu kita renungkan lagi siapa kita sebenarnya? Apakah kita akan selamanya di dunia ini? Jika tidak, lalu ke mana kita akan kembali? Ke neraka atau ke surga? Ya, begitulah “ngopi” iman yang saya maksudkan. “Ngopi-ngopi” yang insya Allah malaikat pun menyenanginya.

Uniknya, ibarat secangkir kopi, iman pun memiliki cita rasa yang seakan ada manis dan pahitnya. Tercampur dengan caranya sendiri dan tidak ada yang bisa menyamai kekhasannya. Pahit-manis itulah yang justru menjadi kenikmatannya.

Dalam kehidupan orang beriman, pahit-manis kehidupan justru menjadi “olahan” kebaikan yang menakjubkan. Rasul pun sampai takjub dengan kebaikan itu. “Sungguh menakjubkan semua urusan orang beriman, sungguh semua urusannya adalah baik baginya, tidak ada yang seperti itu selain orang beriman. Ketika ia ditimpa kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya. ketika ia ditimpa keburukan ia bersabar maka itu pun baik baginya” (HR. Muslim).

Alhamdulillah atas nikmat iman dan Islam. Alhamdulillah atas segala keadaan. Alhamdulillah atas segala kesyukuran dan kesabaran. Alhamdulillah…!

آمنت بالله وملائكته وكتبه وبالرسل واليوم الآخر وبالقدر خيره وشره

Imam Gazali,
Pecinta aroma kopi. Alumnus Mahad An Nuaimy Jakarta, asal Madura kini tinggal di Mekkah
Mekkah – Rabu pagi, 7 Februari 2018 M / 20 Jumadil Awwal 1439 H

Foto: sumber
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment