Para Pembersih Kotoran di Punggung Kita

Para Pembersih Kotoran di Punggung Kita

Hikayat Nabi Ayub AS dan Sang Istri
Ilustrasi seseorang berdoa (Ils: Berkah Studio/Dribbble)

Suaramuslim.net – Mungkin kita perlu mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada siapa saja yang telah dengan suka rela bersedia membersihkan kotoran di punggung ketika diri kita tak mampu membersihkannya. Ternyata banyak cara Allah untuk membersihkan dosa seorang hamba bahwa dalam setiap realitas buruk yang tidak disukainya sekalipun di sana Allah memberikan jalan kebaikan jika seseorang mengetahui dan bersabar dalam menghadapinya.

Sesungguhnya fitnah, gibah, gosip, menebar berita bohong tentang diri orang lain sebab ketidaktahuannya, membuka aib diri kepada orang lain, adalah pembersih atas dosa seseorang yang menjadi korban fitnah dan segala macamnya tersebut.

Ada beberapa dosa yang mungkin tidak bisa dibersihkan sendiri namun hal itu bisa jadi dibersihkan oleh orang lain. Ibarat kotoran yang ada di belakang punggungnya, seseorang mungkin tidak bisa membersihkan kotoran yang ada di belakang punggungnya itu karena keterbatasan jangkauan tangan, namun dirinya rela di saat ada orang yang secara sukarela membersihkan kotorannya itu.

Itulah orang-orang hebat yang telah suka rela bersedia menjadi penghapus dosa bagi orang lain dan diambil alih untuk dirinya. Orang-orang yang seperti ini maka sangat layak diucapkan terima kasih karena kebaikan hatinya.

Untuk itu, bagi mereka yang paham dan sadar dengan konsep ini maka keberadaan orang yang membenci serta para pemfitnah dan pembuka aib sejatinya adalah penolong yang harus dihormati dan disayangi sehingga saat seseorang difitnah atau dizalimi orang lain maka harusnya lebih banyak bersyukur daripada mengeluh.

Seorang yang ikhlas di dunia membersihkan kotoran punggung orang lain ini, kelak di akhirat disebut dengan al Muflis. Sebagaimana dijelaskan Rasulullah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ، فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ – رواه مسلم

“Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ‘Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sahabat menjawab, ‘Orang yang muflis (bangkrut) di antara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta.’ Rasulullah bersabda, ‘Orang yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan salat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka. (Muslim, Tirmidzi & Ahmad).

Bahkan seseorang yang suka memfitnah, suka selidik, menuduh, gibah, membuka aib orang lain, maka orang yang demikian telah disindir Allah swt dengan sebutan pemakai bangkai. Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٞۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12).

Berbahagialah kita yang selalu difitnah, dituduh, digosip, dibuka aib oleh orang lain, dizalimi dan sebagainya, sekalipun semua itu pahit dirasakan namun itulah cara Allah mengampuni dosa.

Inilah sifat Rahman Rahim dari Allah. Bahwa tidak ada satupun peristiwa yang terasa buruk, hingga tertusuk duri sekalipun, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai jalan pengampunan dosa, tentu apabila kita menjalaninya dengan penuh kesabaran, ketawakalan dan husnuzan kepada Allah atas segala ketetapan-Nya.

30 Juni 2020
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment