MOJOKERTO (Suaramuslim.net) – Jika biasanya santri pada setor hafalan, kali ini giliran para asatiz Griya Al Quran harus setor hafalannya dalam Qur’anic Camp di Vila Nabila, Pacet, Mojokerto, Kamis-Jumat (20-21/12). Ini dilakukan dalam rangka terus menguatkan hafalan para ustaz tersebut.
“Para ustaz pun harus diuji hafalannya. Dalam kegiatan ini semua berlomba menguatkan hafalannya,” ujar Nur Hasan, Direktur Operasional Griya Al Quran.
Kegiatan ini, lanjut Hasan, merupakan agenda tahunan Griya Al Quran, dalam dua hari para ustaz diharapkan hanya berinteraksi dengan Al Quran.
Meski demikian, pria yang kerap dipanggil Ustaz Hasan itu menjelaskan bahwa kegiatan setor hafalan sudah dilakukan rutin pekanan di hari Sabtu.
“Ini puncaknya,” ujar Hasan. Hal ini menurutnya dilakukan untuk terus menguatkan hafalan para ustaz di Lembaga Griya Al Quran. “Sebagian besar asatiz kami sudah hafal 30 juz, sebagiannya sedang proses menuju 30 juz,” jelasnya.
Dalam kegiatan ini, para ustaz diwajibkan mengumpulkan telepon genggamnya. “Ustaz, sebelum dikumpulkan monggo dipuaskan dulu menghubungi istri, suami, anak atau keluarga yang lain nggih, karena setelah ini handphone diparkir. Dua hari ini, kita fokus mendekatkan diri dengan Al Quran,” kata Hasan sambal tersenyum di hadapan para asatiz.
Dalam sambutannya, Hasan juga bercerita bahwa ada ustaz yang rela meninggalkan istrinya yang sedang hamil anak pertamanya demi mengikuti kegiatan Qur’anic Camp. “Jangan khawatir, Allah yang akan menjaga istri kalian, in syaa Allah, dan Allah sebaik-baik penjaga,” ujar Hasan.
Selain itu, Hasan juga mengingatkan kepada para peserta, bahwa semua pembicaraan pun sebaiknya bertema Al Quran.
“Bahkan membicarakan agenda Griya Al Quran sekalipun, sebaiknya kita hindari. Semua pembicaraan harus terkait dengan Al Quran. Tolong ingatkan saya juga jika saya lupa jika berbicara di luar tema Al Quran,” ujarnya mantap.
Tak Hanya Pengajar, Petugas Kebersihan pun Ikut
Kegiatan ini diikuti sebanyak 75 asatiz Griya Al Quran dari seluruh cabang di Jawa Timur.
“Beberapanya izin, karena bertepatan dengan UAS di kampusnya, semoga Allah ta’ala memudahkan,” harap Hasan.
Selain para peserta yang hadir dari berbagai cabang Griya Al Quran di Jawa Timur itu, turut hadir Syaikh Hussein Ali Barahmah, Pembina Griya Al Quran dari Mekkah Al Mukarramah.
Selain para ustaz, kegiatan ini juga wajib diikuti oleh semua staf Griya Al Quran meskipun ia bukan pengajar Al Quran. Hasan menjelaskan, bahwa semua yang terlibat di Griya Al Quran harus punya hafalan. Petugas di luar pengajar yang dimaksudkan seperti admin, kebersihan dan petugas lain yang bukan pengajar.
“Karenanya mereka pun harus menyetorkan hafalan dalam Qur’anic Camp ini. Saya lihat mereka sangat semangat, subhanallah,” aku Hasan.
Dalam pelaksanaannya, panitia menunjuk beberapa orang untuk menjadi musrif, petugas yang menerima hafalan dari peserta yang lain. Meski demikian, musrif pun juga harus menyetorkan hafalan kepada musrif yang lain. “In syaa Allah semuanya akan sibuk dengan Al Quran,” ucapnya.
Menyetorkan hafalan pun, lanjut Hasan, bisa di mana saja, panitia tidak menentukan tempat khusus. Karenanya, di sana-sini kita akan melihat para ustaz sedang menghafal dan menyetorkan hafalan.
“Di taman, di gazebo, di sawah, di depan vila, semuanya penuh dengan aktivitas menghafal Al Quran. Mabruuk in syaa Allah, semoga Allah mencatatnya sebagai amal kebaikan yang menguatkan kita di hadapan-Nya kelak,” harap Hasan.
Kontributor: Wirawan Dwi
Editor: Muhammad Nashir