Para Pengajar Al Quran Harus Terus Luruskan Niat

Para Pengajar Al Quran Harus Terus Luruskan Niat

Para Pengajar Al Quran Harus Terus Luruskan Niat
Syekh Husein Ali Barahmah, pembina Griya Al Qur'an dari Mekkah sedang memberi tausyiah kepada asatiz peserta Qur'anic Camp Griya Al Qur'an di Pacet Mojokerto (20/12/18). (Foto: Suaramuslim.net)

MOJOKERTO (Suaramuslim.net) – Para ulama mengatakan, bahwa pembeda antara ibadah dan tidak, hanya terletak pada niat. Hal ini menjadi penekanan penting oleh Syaikh Hussein Ali Barahmah, Pembina Griya Al Quran dari Mekkah kepada peserta Qur’anic Camp Griya Al Quran yang digelar di Pacet Mojokerto Kamis-Jumat (20-21/12).

Setelah salat Subuh berjamaah yang diimami oleh Syaikh Hussein, ia mengingatkan kepada seluruh asatiz, peserta Qur’anic Camp, untuk terus meluruskan niat semata-mata hanya karena Allah subhanahu wa ta’ala. Karena menurutnya, meskipun secara lahir sama, bisa jadi Allah melihatnya berbeda, meskipun sama-sama mengajarkan Al Quran, harus terus memperbarui niat.

“Kita tidak semata-mata mengajarkan ilmu Islam, waris, perkataan ulama, dan lain sebagainya, kita sedang mengajarkan Kalam Allah, ini bukan main-main. Tanpa niat yang lurus, pekerjaan kita akan sia-sia,” ujar pria yang sanad bacaan Al Qurannya tersambung hingga Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam itu.

Syaikh Hussein juga menjelaskan mengapa Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan sahabat terbaik yang tidak ada satupun orang lain yang bisa mengunggulinya. “Ini bukan karena jumlah amalannya yang banyak, tapi karena keikhlasannya kepada Allah subhanahu wa ta’la,” katanya.

Kemudian Syaikh Hussein pun menyampaikan tentang hadis tentang 3 orang yang menurut orang lain sebagai ahli Al Quran, ahli bersedekah dan mujahid. Kemudian Allah menolak amalan mereka, karena niat mereka bukan semata-mata karena Allah ta’ala.

“Saat meriwayatkan itu, Muawiyah bin Sofyan sampai lemas, terduduk dengan kaki gemetar. Perkataan itu sendiri adalah adzab sebelum adzab. Karena keburukan orang itu sudah disampaikan kepada umat, sebelum hari perhitungan,” jelas Syaikh Hussein.

Dalam akhir tausyiahnya, Syaikh Hussein mengingatkan kepada para asatiz agar mempunyai amalan khusus kepada Allah ta’ala. “Semoga apa yang kita kerjakan ini akan menjadi amalan yang bisa menyelamatkan kita kelak,” harapnya.

Kontributor: Wirawan Dwi
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment