JAKARTA (Suaramuslim.net) – Hairul Anas Suaidi, seorang pria asal Madura alumni ITB yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan publik karena berhasil memaparkan dugaan kecurangan pemilu dalam simposium yang digelar Tim Prabowo-Sandi beberapa waktu lalu.
Hairul memaparkan secara gamblang berbagai permasalahan sistem IT Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satu yang menyita perhatian adalah Robot Pemantau Situng KPU yang diciptakannya.
Robot ciptaannya itu kata Hairul melakukan monitoring terhadap tampilan Situng KPU menit demi menit. Alhasil, sistem tersebut saat ini menyimpan bukti-bukti semua halaman KPU dari waktu ke waktu.
Screen monitoring, inilah robot yang saya ciptakan. Ini adalah layar KPU yang saya potret dari menit ke menit. Mulai dari halaman nasional sampai halaman TPS,” ujarnya kala itu (14/5), di hadapan Prabowo dan Sandiaga Uno serta seluruh hadirin.
Pria lulusan teknik Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menyebut dirinya tidak rela suara Paslon 02 Prabowo-Sandi dicuri.
Namun hari ini (16/5) kabar kurang mengenakkan datang dari Hairul. Melalui unggahannya di Facebook, ia mengaku ditimpa musibah yaitu akun WhatsApp pribadinya diretas orang tak dikenal.
“Bicarakan kepada grup keluarga bahwasanya WA saya dibajak orang. Keluarkan dari grup,” tulisnya dalam bahasa Madura pada status FB, Kamis (16/5).
“Kalau ada yang WA pakai nomor saya, 0818432110, lakukan video/voice call atau ajak bicara bahasa madura, pasti dia ngacir,” tegasnya.
Tak hanya WhatsApp, Hairul mengaku pihak tak dikenal juga berusaha meretas akun Telegramnya.
“Parah, Telegram tadi mereka gagal. WhatsApp berhasil,” tulisnya di papan komentar statusnya tersebut, seraya menduga peretasan dilakukan dengan menyadap short message service (SMS).
Sontak, kabar tersebut membuat geram warganet. Mereka menduga peretasan terhadap akun WhatsApp Hairul adalah pihak yang merasa dirugikan atas langkahnya turut mengungkap bukti dugaan kecurangan Pemilu.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir