COX’S BAZAR (Suaramuslim.net) – Rencana untuk mulai memulangkan ribuan Muslim Rohingya yang melarikan diri dari pembersihan etnis di negara bagian Rahkine, Myanmar pada 2017 tampaknya akan gagal sekali lagi. Pasalnya, seperti dikutip dari The Guardian para pengungsi menolak kembali ke Myanmar secara sukarela.
Sebelumnya, lebih dari 3.000 warga Rohingya ditempatkan pada daftar pengungsi dan disetujui untuk dipulangkan sebagai bagian dari upaya baru oleh pemerintah Bangladesh dan Myanmar untuk mulai mengirim kembali pengungsi yang tinggal di kamp-kamp kumuh di Cox’s Bazar.
Komisaris bantuan dan repatriasi pengungsi Bangladesh, Abul Kalam, mengatakan pada hari Rabu (21/8) bahwa transportasi dan bantuan logistik siap untuk setiap pengungsi yang ingin melintasi perbatasan pada Kamis, 22 Agustus 2019.
“Hari ini 214 keluarga Rohingya diwawancarai dalam proses survei niat,” kata Kalam kepada Guardian, Rabu.
“Kami sedang mengunggah data yang dikumpulkan dari keluarga-keluarga itu. Saat ini kami tidak dapat mengungkapkan apa pun tentang niat keluarga mana pun tentang masalah pengembalian ke Myanmar minggu ini,” tambahnya.
Namun, seorang pejabat bantuan pengungsi Bangladesh yang hadir selama survei itu, yang dipimpin oleh UNHCR, mengatakan mereka tidak menemukan satu keluarga pun yang mau kembali ke Myanmar pada hari Kamis.
“Hampir semua 214 keluarga yang kami wawancarai hari ini mengatakan mereka tidak akan kembali sampai tuntutan utama mereka dipenuhi. Rakhine masih bersikap bermusuhan dan tidak aman bagi mereka, kata mereka,” ucap pejabat itu, yang meminta untuk tidak diidentifikasi namanya karena dia tidak memiliki izin berbicara kepada pers.
Pemimpin kamp Rohingya, yang dikenal sebagai majhi, mengatakan bahwa dia tidak berbicara dengan pengungsi yang bersedia untuk kembali dalam kondisi saat ini.
“Kami tidak pernah diberi tahu bahwa nama-nama itu akan dikirim ke Burma untuk meminta izin pemulangan mereka. Banyak pengungsi yang dirugikan karena nama mereka dikirim ke otoritas Burma tanpa persetujuan mereka,” katanya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir