Persaudaraan Alumni 212 Beri Klarifikasi Pertemuan dengan Jokowi

Persaudaraan Alumni 212 Beri Klarifikasi Pertemuan dengan Jokowi

Al Khattath, KH Misbahul Anam dan KH Abdur Rosyid Syafe'i dalam Konferensi Pers PA 212 (foto: istimewa)

JAKARTA (Suaramuslim.net) – Persaudaraan Alumni (PA) 212 pada Rabu (25/4) memberikan klarifikasi terkait beredarnya foto pertemuan petinggi PA 212 yakni KH Shobri Lubis, KH Slamet Maarif, Ustadz Al Khattath, Usamah Hisyam dan sebagainya dengan Presiden Joko Widodo di sebuah Masjid di Bogor pada Selasa (24/4).

Ketua Tim Sebelas Alumni 212 sekaligus Ketua Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) KH Misbahul Anam menyebutkan bahwa pertemuan itu tertutup dan tidak dipublikasikan. “Sehingga ketika fotonya beredar dan menimbulkan kegaduhan perlu dilakukan klarifikasi” ujarnya.

KH Misbahul Anam menyampaikan tujuan pertemuan tersebut untuk memberikan informasi akurat kepada Presiden Joko Widodo  terkait kasus kriminalisasi ulama dan aktivis 212.

“Dulu GNPF sudah mengadukan soal kriminalisasi, tapi setelah berbulan-bulan tak ada perkembangan, maka kami bertemu Jokowi agar segera menghentikan kasus kriminalisasi ulama dan aktivis 212 dan mengembalikan haknya sebagai warga negara” jelas Misbahul Anam.

Misbahul Anam juga membantah bahwa pertemuan tersebut memiliki motif politik jelang pemilu sebagaimana yang santer diisukan pasca beredarnya foto pertemuan itu.

“Pertemuan sama sekali tak ada kaitannya dengan urusan politik, disana kami telah menyampaikan aspirasi secara lugas dan apa adanya, kami ber-amar ma’ruf nahi munkar kepada Presiden, sebagaimana hadits Rasulullah bahwa jihad yang paling afdhal adalah menyampaikan kata-kata yang benar di depan penguasa yang batil” tegas Misbahul Anam.

Sementara Al Khattath juga menegaskan bahwa dalam pertemuan itu tidak ada kesepakatan apapun.

“Kita hanya memberikan harapan dan himbauan serta sedikit tekanan untuk menyelesaikan kriminalisasi ulama” kata Al Khattath.

Ia juga menyesalkan bocornya foto tersebut yang ditengarai ingin mengadu domba antara Presiden, ulama dan umat Islam pada umumnya.

“Kami meminta istana segera mengusut tuntas atas bocornya foto tersebut karena itu pertemuan tertutup” tegas Al Khattath.

Kemudian Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak menyampaikan pertemuan itu diatur tertutup oleh pihak istana.

“Kita diundang, dan saat masuk tidak diperkenankan handphone masuk, artinya sepakat secara tidak tersirat pertemuan itu tertutup, dan bukan kami yang meminta tapi istana yang mengatur pertemuan itu tertutup, kami tidak masalah terbuka atau tertutup” jelas Yusuf.

Selain KH Misbahul Anam, Al Khattath dan Yusuf Muhammad Martak, Ketua PARMUSI Usamah Hisyam juga menyampaikan klarifikasinya. Ia menjelaskan kronologi pertemuan tersebut berawal dari pertemuannya empat mata dengan Presiden Joko Widodo sebelum pertemuan dengan PA 212 di Bogor.

“Saya 19 April bertemu empat mata dengan presiden, presiden bertanya kepada saya pertemuan dengan PA 212 akan membahas apa, dan kita bertemu juga agar hubungan ulama dan presiden bisa cair, karena presiden bagaimanapun adalah pimpinan tertinggi di Indonesia” jelas Usamah.

Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment