SURABAYA (Suaramuslim.net) – Pilwali Surabaya yang sejatinya akan digelar 2020 sudah panas sejak dini. Ada banyak nama yang muncul, banyak juga nama baru yang berpotensi nyalon dari kota pahlawan ini.
Suko Widodo pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyebut 13 nama layak masuk bursa Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya tahun 2020 untuk menggantikan Tri Rismaharini.
Dilansir Antara, Jumat (28/6), Suko mengatakan 13 nama pertama dari golongan partai politik yakni Puti Guntur Soekarno (PDI Perjuangan), Indah Kurnia (PDI Perjuangan), Reni Astuti (PKS), Wisnu Sakti Bhuana (PDI Perjuangan), Armuji (PDI Perjuangan), Saleh Mukadar (PDI Perjuangan), Vincencius Awey (Nasdem), dan Halim Iskandar (PKB).
Kemudian dari kalangan pengusaha ada Azrul Ananda, Erlangga Satriagung, dan Arif Afandi. Serta dari kalangan birokrat di lingkungan Kota Surabaya ada Hendro Gunawan dan Eri Cahyadi.
Pria yang juga Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair ini mengatakan, munculnya ke-13 nama berdasarkan penelitian kualitatif yang dilakukan Pusat Studi Komunikasi dengan beberapa akademisi.
“Ada empat kriteria utama kenapa muncul 13 nama. Mereka memiliki kemampuan personal yang baik, kemudian memiliki kemampuan sosial yang baik, lalu memiliki kemampuan material, dan yang utama memiliki kemampuan organisasi yang baik,” ujar Suko.
Selain itu kemampuan personal menjadi kunci utama karena pengalaman dan visi kerja para kandidat yang sudah tidak diragukan.
Pada kepemimpinan baru nanti harus ada pengganti yang memiliki kemampuan yang lebih dari Tri Rismaharini Walikota.
“Di bawah kepemimpinan Risma dalam dua periode sudah mampu mengubah stigma masyarakat yang awalnya menyebut Surabaya kumuh menjadi lebih baik yang sudah diakui dunia,” katanya.
Menurutnya, tahun 2002 Surabaya itu dikenal sebagai kota terkotor. Tapi seiring berjalannya waktu, perlahan bisa dibenahi sampai sekarang menjadi kota internasional.
“Sehingga penggantinya sudah gak boleh hanya sekadar coba-coba, tapi yang punya pengalaman harus bisa terus memajukan Surabaya,” ujarnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir