BOJONEGORO (Suaramuslim.net) – Sumur besar yang telah dibangun sejak 1972 itu tidak pernah kering sekalipun kemarau. Begitulah pengakuan Sunarto. Sementara beberapa sumur kecil lain yang ada di sekitarnya sudah tak mengalirkan air sama sekali. Wajar jika pada akhirnya warga Dusun Jiwo, Desa Pajeng, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro menjadikan sumur tersebut sebagai sumber air utama.
“Kalau warga di dusun bagian atas, biasanya membuat kelompok. Jadi nanti ada yang bertugas mengambil air untuk dipakai bersama. Kadang-kadang 10 orang. Begitu juga dusun bagian bawah, kalau memang titik-titik sumber air yang kecil-kecil itu habis, mereka ambil airnya juga ke sini karena inilah pilihan terakhir,” kata Sunarto pada Jumat (9/8) lalu.
Jarak dari Desa Pajeng bagian atas menuju ke bagian bawah sendiri cukup jauh. Sekali tempuh, Sunarto memperkirakan jaraknya sekira 500 meter. Kata Sunarto, warga kerap berkendara bolak-balik menggunakan motor untuk mengangkut jeriken mereka.
Global Wakaf-Aksi Cepat Tanggap (ACT) mencoba memudahkan warga desa bagian atas ini semenjak Januari lalu. Pipanisasi terbentang dari sumur besar di desa bawah agar bisa dialirkan ke desa atas dan ditampung di sebuah toren yang terletak di dalam Masjid Dusun Jiwo. Tidak hanya itu, sebuah MCK juga dibangun kala itu dan semuanya masih berfungsi hingga kini.
“Mudah-mudahan ke depan pipanisasi ini bisa membantu saat kekurangan air. Khususnya daerah bagian atas desa. Jadi tidak perlu lagi repot-repot mengambil ke sini (sumur besar) cukup di atas sana aja. Karena jaraknya dari atas ke bawah itu kurang lebih 500 meter,” harap Sunarto.
Selain untuk keperluan jemaah masjid dan memenuhi kebutuhan ratusan keluarga, air tersebut juga sering digunakan untuk keperluan sekolah yang terletak di seberang masjid. Anak-anak SD yang berada di sekitar kerap mengambil air di masjid itu untuk kebutuhan mereka.
“Kadang kalau disuruh bapak dan ibu guru cari air, ya ambilnya dari Sumur Wakaf juga. Misalnya untuk menyiram bunga dan untuk cuci tangan, mereka mengambilnya di situ. Sebelum adanya pipanisasi dari Global Wakaf-ACT, mereka cari airnya di sumur besar ini juga, kadang bawa jeriken gitu. Tapi akhir-akhir ini sudah mulai berkurang semenjak adanya pipanisasi ini,” kata Sunarto.
Sunarto yang telah merasakan manfaat dari sumur ini, merasa berterima kasih kepada para dermawan yang telah membantu melalui Global Wakaf-ACT. Untuk tahun ini, mereka mengalami kekeringan karena kemarau panjang, namun sedikit banyak dapat teratasi dengan adanya Sumur Wakaf.
“Kami mengucapkan banyak sama Global Wakaf-ACT dan donatur yang telah memberikan bantuan ini berupa pipanisasi, sumur, MCK mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat dan kedepannya bisa membantu warga warga yang lain, bukan cuma di sini saja,” harap Sunarto.
Sumber: ACT
Editor: Muhammad Nashir