SURABAYA (Suaramuslim.net) – Kepala Bidang Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera dalam konferensi pers di Mapolda Jatim menyatakan bom yang meledak di tiga gereja di Surabaya pada Ahad (13/5) pagi telah menewaskan total 17 korban jiwa dan 41 korban luka-luka.
“Total yang meninggal dunia untuk sementara ini sejumlah 17 korban jiwa dan yang luka saat ini 41 orang” jelas Barung.
Dari korban yang meninggal dunia, Barung menyebut 4 orang meninggal dunia di lokasi sekitar Gereja Kristen Indonesia (GKI) jalan Diponegoro, 2 orang di sekitar Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di jalan Arjuna serta 2 orang di sekitar Gereja Santa Maria Tak Bercela jalan Ngagel Madya. Kemudian yang meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit yakni 1 orang meninggal di RSUD Dr Soetomo dan 1 lagi di RS Bedah Surabaya, sementara sisanya terhitung setelah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim.
Sementara Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut bahwa pelaku adalah satu keluarga.
“Pelaku di Pantekosta adalah Bapak, Di GKI adalah ibu dan dua anak perempuan, di Santa Maria adalah dua anak laki-laki, dan aksi mereka khas bom bunuh diri” jelas Tito.
Tito menyebut pihaknya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menyayangkan pelaku menggunakan anak kecil sebagai alat.
“Bahwa ini merupakan murni tindakan terorisme, sel-sel tidur terorisme yang sudah lama tertidur ini kembali bangkit, hingga saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut melihat jenis ledakkan berbeda yang digunakan di GKI jalan Diponegoro, yang sangat disayangkan adalah mereka menggunakan anak kecil sebagai salah satu alat dalam melangsungkan aksinya” ungkap Tito.
Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir