JAKARTA (Suaramuslim.net) – Perolehan suara Partai Golongan Karya (Golkar) pada pemilu 2019 dinilai akan menjadi perolehan suara terburuk sejak Era roformasi. Hal ini disampaikan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dalam pemaparan hasil surveinya yang berjudul “Beribahnya Dukungan Partai Politik Menjelang Pemilu 2019”.
Menurut LSI, ada tiga faktor yang mempengaruhi turunnya suara partai golkar pada pemilu 2019 nanti, salah satunya adalah praktek korupsi yang dilakukan oleh kader partai Golkar.
“Alasan kedua kenapa terjadi perubahan tadi adalah problem yang dialami oleh partai golkar, kita tau partai golkar selalu menjadi runner up, karena kita melihat ada problem di partai golkar ini sendiri” Ujar peneliti LSI Adjie Al Faraby, Rabu (12/9) saat memaparkan hasil survwi di kantor LSI yang terletak di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
“Ini karena dua fakto, Yang pertama adalah kasus Setyo Novanto yang berujung pada ditahannya ketua umum partai Golkar, ini berujung pada adanya sentimen negatif kepada partai Golkar, kemudian ditambah menjelang pemilu adanya kasus PLTU Riau yang juga menyeret-nyeret partai Golkar” papar Adjie.
Selain faktor internal tersebut, menurut Adjie tidak menjadi partai utama yang mengusung capres dan Cawapres juga berpengaruh buruk pada perolehan suara Golkar. Hal ini sangat berbeda dengan melejitnya partai PDIP pada posisi puncak suara karena menjadi pengusung utama Joko Widodo dan Gerindra yang mengusung Prabowo.
Di samping itu, kurangnya kepemimpinan yang kuat di tubuh Golkar juga berpengaruh pada menurunnya perolehan suara golkar di pemilu 2019.
Pada pemilu 2019 nanti partai Golkar diperkirakan hanya memperoleh 11.3 persen suara di bawah Gerindra 13.1 persen suara dan PDIP 24.8 persen suara.
Sejak Era Reformasi partai golkar selalu menempati posisi dua teratas di setiap pemilu yang berlangsung. Pemilu 1999 golkar memperoleh posisi kedua (22.4%) di bawah PDIP, sedangkan pada pemilu 2004 golkar di posisi pertama dengan perolehan suara 21.6 persen dan posisi kedua di pemilu 2009 di bawah Demokrat dan terakhir posisi kedua di pemilu 2014 di bawah PDIP.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Teguh Imami