Aku berlindung kepada-Mu Ya Allah dari godaan setan yang terkutuk
Rohingya, aku saudaramu
Bukan karena apa-apa
Kalau dari kemarin hingga saat ini jantungku teriris
Perih dan pedih, jiwaku terkoyak
Rasa sakit sekali, bukan karena apa-apa
Karena kau Rohingya
Aku tatap gambarmu di media massa
Juga pada pantulan warna bianglala
Aku melihatmu terlunta-lunta, menderita dan tersiksa, begitu nelangsa
Aku terpana, aku terpana
Aku marah dan aku tak bisa menerima
Hidup macam apa ini?
Peradaban dari mana ini?
Kalau manusia tidak dihargai lagi sebagai manusia
Kalau manusia dilecehkan harkat kemanusiaannya
Kita semua manusia, dari mana asal dan agamanya
Sungguh tak bisa menerima
Rohingy… Rohingya….
Memang boleh dibilang selama ini aAku kurang mengenal nama dan asalmu
Karena Aku masih sangat sibuk dengan urusanku
Negeriku sendiri masih carut marut, kumal, penuh kutu
Para pemimpin kurang serius mengurus negeri
Korupsi laksanan kawanan vampir merajalela
Sedang ketidakadilan bak luka menganga, semakin parah, bau dan menanah
Tetapi melihat hidup terlunta-lunta, menyeret langkah dan derita
Diusir dari tanah leluhur tercinta
Aku, aku, kita tidak terima
Karena kau bukan serangga
Karena kau adalah manusia
Dan kita adalah saudara
Oleh: Ismail Nachu
(Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jawa Timur)