Suaramuslim.net – Sistem kapitalistik mengukur kebahagiaan dengan banyaknya harta yang dipunya. Sementara Islam menawarkan konsep bahagia dunia sekaligus di akhirat dengan memuliakan Al-Qur’an. Mengapa demikian? Simak uraian berikut ini.
Imam Syafi’i pernah mengatakan, bahwa siapa saja yang ingin meraih kebahagiaan di dunia, maka bisa diraih dengan Al-Qur’an. Barang siapa yang ingin bahagia di akhirat, juga bisa diraih dengan Al-Qur’an. Dan barang siapa yang ingin bahagia di dunia maupun akhirat, ya dengan Al-Qur’an.
Pernyataan Imam Syafi’i tersebut kemudian diperjelas oleh seorang cendekiawan muslim asal Syiria, Dr. Mahir Hasan Al-Munajjid. “Al-Qur’an bersama amal shalih, adalah penolong kita kelak setelah menemui kematian,” tegasnya dalam halaqah Universitas Muria Kudus dan dirangkum oleh umk.ac.id. Menurutnya, Al-Qur’an hadirkan ketenangan hati di dunia, dan kelimpahan pahala di akhirat. “Itu bagi orang yang memuliakann dan mengamalkannya,” tambahnya.
Tak hanya mendapatkan jaminan kebahagiaan dunia akhirat dengan memuliakan Al-Quran, Allah juga menyandangkan predikat khusus bagi orang-orang istimewa, yang semasa hidupnnya memusatkan perhatiannya pada Al-Qur’an. As-Sa’id adalah sebutannya. Sebutan bagi orang yang memiliki tekad kuat dalam mempelajari dan memahami Al Qur’an.
Selain disebut sebagai sumber kebahagiaan dunia akhirat, Al-Qur’an juga disebut sebagai Ruh. Al-Qur`an menyebabkan hidupnya hati manusia. Dalam sebuah ayat, Allah berfirman, “(Dialah) Yang Maha Tinggi, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang menurunkan ruh (Al-Qur`an ) dengan perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya supaya ia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).” (Q.S. Al-Mu`min: 15).
Inilah Cara Memuliakan Al Qur’an
Ibnu Katsir rahimahullah pernah mengungkapkan bahwa, “Diturunkan Kitab yang paling mulia (Al-Qur`an) dengan bahasa yang paling mulia, diajarkan kepada Rasul yang paling mulia, disampaikan oleh malaikat yang paling mulia, diturunkan di tempat yang paling mulia di muka bumi, diturunkan pula di bulan yang paling mulia sepanjang tahun, yaitu bulan Ramadhan. Dengan demikian sempurnalah Kitab suci Al-Qur`an dari berbagai sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir).
Begitu mulianya Al-Quran sebagai kitab yang sempurna, simak uraian di bawah ini cara untuk memuliakan Al-Qur’an.
Pertama, muliakan dengan senantiasa membacanya. “Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya Al Qur’an itu akan menjadi syafa’at pada hari kiamat bagi yang membacanya (ahlinya).” (HR Muslim).
Cara pertama memuliakan Al Qur’an adalah dengan membacanya. Bacalah dengan pelan (tartil), khusyu’ dan tenang. Jangan tergesa-gesa saat membacanya.Teruslah membaca ayat demi ayat dari Surat Al-Fatihah sampai Surat An-Nas. Jika sudah katam, ulangilah membaca ayat-ayat suci tersebut.Terlebih pada bulan Ramadhan, kamu harus meningkatkan interaksimu dengan Al-Qur’an untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya.
Kedua, perbanyak mendengarkan Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al A’raf ayat 24).
Mendengarkan Al-Qur’an bukan hanya sekadar mendengarkan bacaannya. Namun juga mendengarkan nasihat-nasihat kebaikan yang disampaikan Al-Qur’an. Rasulullah sangat gemar mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Hingga suatu ketika beliau meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al-Qur’an. Saat sampai pada Surat An Nisa ayat 21 Rasulullah bersabda, “Cukup ya Ibnu Mas’ud.” Ibnu Mas’ud melihat Rasulullah meneteskan air mata dan menundukan kepala karena mendengar ayat-ayat yang dibacakannya.
Ketiga, mentadaburi dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Allah berfirman, “Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS Sad ayat 29).
Mentadaburi sama halnya dengan menghayati Al-Qur’an. Setelah wafat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan Al-Qur’an dan sunnah sebagai petunjuk hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat.
Keempat, mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari). Sepanjang hayat seorang muslim harus selalu berusaha mempelajari Al-Qur’an. Kemudian mengajarkannya semampunya. Sebagai contoh mengajar di TPQ masjid-masjid di kampung.
Demikianlah beberapa cara seorang muslim memuliakan Al Qur’an. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang hidup mulia bersama Al Qur’an. Islam akan kembali pada kejayaannya jika semua umat muslim memuliakan Al Qur’an. (muf/smn)