BOGOR (Suaramuslim.net) – Raja Belanda Willem-Alexander telah mengajukan permintaan maaf atas “kekerasan berlebihan” yang diderita oleh orang Indonesia selama tahun-tahun awal kemerdekaan. Ia mengakui periode itu sebagai “pemisahan yang menyakitkan.”
Pernyataan itu disampaikan oleh raja setelah dia dan Ratu Maxima dijamu oleh Presiden Joko Widodo dalam upacara resmi di Istana Bogor di Jawa Barat, Selasa (10/3).
“Sejalan dengan pernyataan sebelumnya oleh pemerintah saya, saya ingin menyatakan penyesalan dan permintaan maaf saya atas kekerasan berlebihan dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu,” kata Willem dalam pernyataan pers bersama pada hari Selasa.
“Dan saya melakukannya dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga yang terkena dampak terus terasa hari ini,” lanjutnya.
Pernyataan Willem membalikkan sikap raja Belanda sebelumnya yang menolak meminta maaf atas kejahatan perang di masa lalu di negara itu. Selama kunjungan kenegaraan terakhir oleh seorang raja Belanda pada tahun 1995, Ratu Beatrix dicegah oleh Perdana Menteri saat itu Wim Kok dari menawarkan permintaan maaf, mengatakan Belanda tidak siap.
Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, tetapi Belanda hanya mengakui kedaulatannya pada 27 Desember 1949.
Pemerintah Belanda telah meminta maaf beberapa kali atas kejahatan perang pasukan kolonialnya yang dilakukan antara tahun 1945 dan 1949 di Indonesia.
Pada 2013, duta besar Belanda untuk Indonesia saat itu, Tjeerd de Zwaan, menyampaikan permintaan maaf kepada 10 janda dari pria yang dieksekusi dalam serangkaian pembunuhan massal di Sulawesi Selatan antara Desember 1946 dan Februari 1947 selama operasi militer oleh pasukan Belanda di bawah Raymond Pierre Paul Westerling.
Kunjungan kenegaraan empat hari Raja Willem-Alexander dimulai pada hari Selasa. Ini berjalan terus meskipun pengumuman 19 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi baru-baru ini di Indonesia.
Raja Belanda juga menyatakan keinginannya untuk melihat ikatan yang lebih kuat antara Indonesia dan Belanda.
“Indonesia memiliki tradisi panjang toleransi beragama dan dapat memainkan peran konstruktif dalam hal ini. Penting untuk terus bekerja sama dalam memupuk perdamaian, keadilan dan perlindungan minoritas berdasarkan penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah,” kata Raja Willem-Alexander.
“Dan kami ingin bekerja sama dengan Anda untuk mencapai tujuan ini,” ujarnya.
Berbicara di depan Willem, Jokowi menekankan perlunya kedua negara untuk terus maju dalam hubungan yang saling menghormati.
“Tentu saja, kita tidak bisa menghapus sejarah, tetapi kita bisa belajar dari masa lalu. Ini berfungsi sebagai pelajaran bagi komitmen kita untuk menumbuhkan hubungan yang setara dan dengan saling menghormati dan saling menguntungkan,” kata Presiden Jokowi.
Sumber: The Jakarta Post