Setiap nabi dan rasul diutus Allah untuk memberi kabar gembira dengan pahala dan surga serta kabar peringatan dengan siksa dan neraka. Untuk memperkuat dakwah, Allah memberikan mukjizat kepada nabi dan rasul. Nabi dan Rasul terdahulu memiliki mukjizat di depan mata manusia seperti ada yang menghidupkan orang mati dengan kalimat Allah. Namun kebanyakan umat terdahulu sangat ingkar. Betapa banyak mukjizat hebat ditunjukkan para nabi –dengan izin Allah- untuk kaumnya.
Nabi Musa dengan mukjizat memukul batu keluar dua belas mata air (Q.S Al Baqarah 60). Tongkat dilempar jadi ular. Tongkat bisa membelah lautan. Tapi masih banyak di antara Bani Israil enggan menaati Nabi Musa.
Nabi Isa dengan mukjizat menghidupkan orang yang sudah mati (QS. Al Maidah 110). Mereka juga banyak melihat mukjizat nabi Isa dengan izin Allah seperti menyembuhkan orang buta, menyembuhkan orang kusta, dll. Namun lagi-lagi hanya sedikit kaumnya yang beriman. Bahkan kaumnya bersekongkol untuk menangkap dan membunuh sang nabi mulia itu. Hanya kaum Hawariyyun yang konon hanya berjumlah 12 yang membela dan beriman kepada Nabi Isa.
Hal ini jauh berbeda dengan Nabi Muhammad saw. Kaum muslimin beriman kepada Rasulullah Muhammad saw. Bahkan nyaris umat beliau tidak pernah melihat beliau. Ada orang yang tidak pernah melihatnya, tidak pernah menatapnya, apalagi mimpi bejumpa dengan beliau. Tapi banyak yang mau beriman kepada Nabi Muhammad. Rasulullah saw. sangat rindu kepada umatnya yang seperti itu. Jadi Rasul juga rindu bertemu kita.
Di saat Nabi Muhammad SAW duduk dengan para sahabatnya dan mengatakan, “Saya sekarang sedang merindukan saudara-saudara saya.” Lalu seorang sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kami saudara-saudaramu?” Lalu Nabi berkata, “Kalian itu bukan saudara-saudaraku, tapi kalian itu sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku itu adalah orang yang tidak pernah melihatku, tapi mereka mau beriman kepadaku.”
Jadi, jika Nabi saw. saja merindukan kita, kenapa kita tidak merindukan Nabi? Kalau Nabi menantikan kita di surga, mengapa kita tidak menjemput penantian itu? Karena itu Nabi Muhammad SAW akan menjemput umatnya di surga, dan tidak melangkahkan kaki beliau ke dalamnya sebelum berkumpul umatnya dibimbing beliau menuju surga.
Maka Allah memberikan mukjizat berupa kitab. Inilah hidayah dari Allah. Maka sebenarnya setiap manusia akhir zaman ini telah disediakan petunjuk dan hidayah. Hanya saja maukah kita menjemput hidayah itu? Karena Allah dan Nabi telah menyediakannya untuk seluruh manusia akhir zaman. Allah telah menurunkan Al Quran adalah sumber kebahagiaan, ketenangan, capaian terbaik alam kubur kita dan petunjuk yang akan mengantarkan kita ke surga.
Berbeda dengan para nabi terdahulu. Petunjuk Nabi Daud ditujukan untuk kaumnya, petunjuk Nabi Musa ditujukan untuk kaumnya, dan petunjuk Nabi Isa ditujukan untuk kaumnya. Tapi petunjuk Nabi Muhammad saw. ditujukan untuk semua umat manusia. Jadi Allah swt. menginginkan semua umat manuisa kembali ke surga.
Penulis: Oki Aryono
(Terinspirasi dari ceramah Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA)