The Tao of Islam

The Tao of Islam

The Tao of Islam

Judul: Tao of Islam
Penulis: Sachiko Murata
Penerbit: Mizan
Tebal: 462

Kitab Rujukan tentang Relasi Gender dalam Kosmologi dan Teologi Islam

Suaramuslim.net – Relasi gender dalam agama telah menjadi topik yang banyak diperbincangkan dalam berbagai isu dan literatur. Terutama diskursus tentang elemen feminim yang narasinya sering mencuat dan makin menguat akhir-akhir ini.

Diskursus tersebut sering menempatkan wanita adalah korban dari praktik agama, sosial yang pusatnya adalah laki-laki. Hal ini sebenarnya juga diperkuat dengan temuan-temuan di lapangan tentang kasus-kasus wanita yang tertindas dan tidak mampu menyuarakan haknya di negara muslim mayoritas.

Dalam menanggapi isu-isu tersebut, diperlukan kajian relasi gender dalam Islam yang komprehensif dan dapat diterima dalam masyarakat modern tanpa dekonstruktif terhadap ajaran agama itu sendiri. Selama ini perspektif Barat yang dominan kerap mewarnai pandangan-pandangan tentang relasi gender dalam Islam, di buku inilah Sachiko Murata berusaha mengimbangi perspektif tentang Islam dengan menggunakan perspektif Timur dalam menonjolkan aspek-aspek keislaman.

 

Pendekatan filsafat timur Taoisme digunakan karena perspektif tersebut lebih dekat dengan masyarakat tempat Prof. Murata tinggal sehingga bisa mengurangi prasangka negatif yang telah tertanam sebelumnya terhadap peran wanita dalam Islam.

Relasi gender dalam buku ini berada pada cakupan kosmologi dan teologi Islam dalam batasan-batasan Taoisme. Bahasan teologi dan kosmologi dalam buku ini kental dengan corak sufistik, metode takwil pada sumber-sumber nash. Rujukan dalam buku ini mengacu pada karya ulama zaman dulu seperti Ibn al Arabi, Kasyani, Al-Ghazali, Makki.

Relasi gender direpresentasikan dengan polaritas antara yin dan yang. Yin digambarkan sebagai sifat feminim (jamal) dan yang digambarkan sebagai aspek maskulin (jalal). Kualitas feminim atau yin (jamal); dan kualitas maskulin atau yang (jalal) akan membentuk satu kesatuan sempurna atau kamal. Polaritas-polaritas ini yang nantinya akan membentuk hubungan yang saling berkorespondensi antara Allah, alam dan manusia yang dibahas dalam bab-bab buku ini yaitu teologi, kosmologi dan psikologi ruhani.

Dalam teologi, polaritas yin dan yang digambarkan dengan membagi nama dan sifat-sifat Allah (Asmaul Husna) yang sudah tertera di nash menjadi dua bagian yaitu nama-nama dan sifat-sifat Allah yang berkualitas maskulin seperti Allah yang Maha Agung, Maha besar, Maha berkuasa; dan yang berkualitas feminim sepeti Maha Pengasih, Maha penyayang.

Duailitas Ilahi itulah yang nantinya akan membentuk kesatuan nama-nama Allah yang sempurna. Polaritas ini juga tergambarkan pada makhluk-makhluk-Nya. Dalam bab kosmologi, perandaian yang digunakan adalah relasi antara langit yang diumpamakan sebagai yang dan bumi sebagai yin.

Langit menjatuhkan airnya kepada bumi, sehingga bumi mengeluarkan benda-benda yang terkandung di dalamnya. Dalam hal ini langit yang memberikan pengaruh dinamakan (yang) sedangkan bumi yang menerima pengaruh dinamakan yin. Proses jatuhnya air ke dalam bumi adalah proses perkawinan dimana ada yang memberikan pengaruh dan menerima pengaruh. Dalam kajian kosmologi realitas-realitas di dunia ini hadir karena proses perkawinan antara yin dan yang.

the Tao of Islam

Dalam pembahasan di bab terakhir yaitu psikologi manusia Sachiko Murata ingin menekankan kesempurnaan penciptaan manusia dengan pembahasan hati, dinamika jiwa dan representasi manusia sebagai alam kecil (mikrokosmos) yang memiliki keterhubungan dengan Sang Pencipta pada jiwanya dan karakteristik-karakteristik sifat yang sama dengan alam besar (makrokosmos).

Hati manusia sebagai jalan untuk untuk menuju pada kualitas-kualitas ilahi yang tinggi atau kualitas duniawi yang rendah. Manusia pada posisinya sebagai hamba memiliki derajat keterjauhan dengan Allah SWT namun juga memiliki derajat yang dekat sebagai khalifah yaitu wakil Allah di bumi.

Manusia memiliki kualitas langit juga memiliki kualitas bumi sehingga ia adalah makhluk yang sempurna karena satu-satunya makhluk yang dibuat dari kedua tangan Allah. Manusia adalah representasi yin (jamal) dan yang (jalal) yang menunjukkan kesempurnaan proses penciptaan. Dalam hal ini jiwa maskulin adalah jiwa yang aktif untuk menguasai kejahatan yang bisa merusak jiwanya dan jiwa feminim adalah jiwa damai yang sepenuhnya tunduk pada Tuhannya.

Pada akhirnya buku ini berupaya untuk menunjukkan sisi kearifan Islam dalam perspektif spiritualitas Timur yang kaya. Kesatuan antara kualitas feminim dan maskulin yang bertentangan yang pada akhirnya membentuk suatu harmoni dalam realitas. Buku ini tidak membahas relasi gender dalam ranah historis atau sosiologis sehingga memang tidak bisa secara langsung memberi solusi atas isu-isu gender yang kerap ditemui. Namun tetap dapat menolong untuk memahami Islam dengan lebih baik.

Kontributor: Yuthika Jusfayana
Editor: Jilul Farid

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment