Revolusi Mental Buta Nilai

Revolusi Mental Buta Nilai

Revolusi Mental Buta Nilai
Ilustrasi revolusi mental yang diwacanakan di Indonesia (Foto: nu.or.id)

Suaramuslim.net – Secara sederhana barangkali dapat dikatakan bahwa mental adalah sikap lahiriah yang mengejawantah dari keadaan batin seseorang. Bila seseorang punya sikap batin bahkan kejiwaan yang kuat dan tidak mudah menyerah, maka dia disebut bermental petarung.

Dalam olah raga dikenal para olah ragawan yang bermental juara. Sementara ada juga yang mudah menyerah, sehingga dijuluki mental pecundang. Dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang malas bekerja dan suka meminta-minta, maka disebutlah dia bermental pengemis. Sedangkan yang rajin bekerja dan berpikir kreatif disebut sebagai bermental saudagar atau pengusaha, misalnya.

Ada pemimpin yang dianggap berani, berwibawa, tidak gampang menyerah tatkala menghadapi masalah pelik, bahkan bisa menggembirakan anak buahnya. Maka pemimpin tersebut dinilai memiliki mentalitas kepemimpinan atau leadership quality. Sebaliknya ada pula tipe pemimpin yang lemah, tidak berwibawa, cenderung penakut, tidak pernah bersikap otentik, karena disetir (diarahkan) oleh orang lain. Maka pemimpin jenis ini lebih pantas jadi pengikut. Dia lebih banyak memiliki followership mentality. Mentalitasnya mentalitas pak turut atau bu turut, hanya mengikuti arahan si fulan dan si anu.

Bisa saja seorang presiden tidak pernah menjadi dirinya sendiri, karena ada presiden riil yang memberikan aba-aba dan pengarahan. Akan tetapi ada hal yang lebih mendasar dan lebih esensial lagi yang perlu kita perhatikan, yakni bahwa mental tidak pernah bisa membedakan nilai (values).

Nilai-nilai moral, nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai kemanusiaan, tidak dikenal dalam struktur mental manusia. Sebuah rezim penguasa yang menjauhi nilai-nilai agama yang bersifat absolut karena berasal dari wahyu yang berlaku abadi, tidak bisa tidak pasti akan menghadirkan diri sebagai rezim yang sangat permisif. Rezim yang kehilangan landasan moralitas. Tidak aneh bila penguasa akan bertindak semau gue, akan mati rasa dan dalam bahasa rakyat, bisa menjadi raja tega.

Dikutip dari e-book karya Prof. M. Amien Rais berjudul “Hijrah; Selamat Tinggal Revolusi Mental Selamat Datang Revolusi Moral.”

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment