Rezim Assad Bombardir Ildib: 1.500 Meninggal Sejak April

Rezim Assad Bombardir Ildib: 1.500 Meninggal Sejak April

Suriah, foto: Dok. Istimewa

ILDIB (Suaramuslim.net) – Sedikitnya 25 orang meninggal dunia dalam serangkaian pengeboman yang dilakukan pesawat jet tempur Rusia di Idlib, Suriah, Senin 10 Juni. Serangan ini mengenai beberapa sekolah dan pusat medis.

Meski termasuk dari bagian zona aman, markas gerilyawan di Idlib terkena pengeboman rezim Suriah beserta para sekutunya dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini membahayakan sekitar tiga juta warga yang hidup di wilayah tersebut.

Dilansir dari laman Al Jazeera, sedikitnya 13 orang meninggal, termasuk wanita dan anak-anak, usai jet Sukhoi asal Rusia mengebom desa Jabala di Idlib bagian selatan.

Jet Rusia juga membombardir kota Khan Sheikhou, Kfar Batikh dan beberapa desa lainnya yang menewaskan 12 orang. Otoritas medis setempat memperkirakan serangan udara Moskow di Suriah sejak akhir April telah menewaskan lebih dari 1.500 orang, dengan separuhnya adalah warga sipil.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan lebih dari 300 ribu orang di Suriah telah melarikan diri dari medan pertempuran ke beberapa area aman di dekat perbatasan Turki.

Rusia dan pasukan Suriah membantah tuduhan telah membombardir warga sipil di wilayah yang dianggap sebagai pemberontak. Suriah beserta Rusia mengklaim hanya menyerang militan terinspirasi grup al-Qaeda.

Moskow menuduh kelompok bersenjata Suriah telah melanggar gencatan senjata dengan menyerang sejumlah area pemerintah Suriah. Rusia juga menuduh Turki gagal menjalankan kewajiban mereka di bawah perjanjian yang telah tercapai tahun lalu mengenai zona aman di Suriah.

Masih dari data PBB, hampir separuh dari tiga juta orang di Suriah, termasuk Idlib dan beberapa provinsi di dekatnya, telah melarikan diri ke tempat lain.

Warga sipil di beberapa area saat ini cenderung berusaha mencari perlindungan ke Turki dari serangan udara Rusia.

Sumber: Aljazeera

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment