Rugi-Rugi Reklamasi

Rugi-Rugi Reklamasi

Rugi-Rugi Reklamasi Teluk Jakarta Suara Muslim

Suaramuslim.net – Polemik reklamasi teluk Jakarta selalu menjadi sorotan. Gubernur DKI Jakarta dalam janji kampanyenya secara tegas menolak reklamasi. Hal ini pun terus menjadi komitmennya meskipun Menkomaritim memutuskan untuk mencabut moratorium reklamasi. Bagaimanakah kelanjutan reklamasi ini ?.

Dialog Ranah Publik Suara Muslim Radio Network Rabu (01/11) menyorotinya dengan mengangkat tema Rugi-Rugi Reklamasi bersama narasumber Guru Besar Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Prof. Daniel M. Rosyid.

Daniel mengatakan selama ini ada paradigma yang salah, yaitu pembangunan hanya terpusat di Jakarta sedangkan di Sumatera, Kalimantan, Sulawasi dan Irian Jaya kurang diperhatikan bahkan seolah ditinggalkan. Paradigma pembangunan kita masih pertumbuhan ekonomi yang meniscayakan Jakartasentris, seharusnya kita berkiblat pada pemerataan ekonomi.

“Jakarta saat ini sudah defisit lingkungan dan neraca lingkungannya sudah minus. Pembangunan seharusnya untuk mengurangi beban berat Jakarta bukan malah menambah beban dengan adanya reklamasi. Sudah salah dari sisi tata kelola ruang”, papar direktur Rosyid College of Arts and Maritime Studies ini.

Daniel menyebut dari segi prespektif kelautan ia secara tegas menolak reklamasi. Istilah reklamasi menyesatkan. Sejatinya reklamasi itu untuk memperbaiki wilayah yang rusak atau hilang. Lalu bagian mana dari teluk Jakarta yang hilang sehingga harus diuruk sedemikian rupa dengan mengambil tanah dari daerah lain?. Pengerukan besar-besaran itu sangat merusak.

Menurutnya pemerintah saat ini hanya mementingkan  pertumbuhan ekonomi, bukan pemerataan ekonomi. Hal ini berakibat terjadinya kesenjangan sosial. Serta kurangnya visi maritim untuk membangun negara, padahal Indonesia adalah negara maritim. Pro kontra reklamasi terjadi ketika pemerintah tidak pernah hadir di lautan sehingga dimanfaatkan oleh para pengusaha nakal.  Bayangkan ada 11 kelembagaan yang merasa memiliki wewenang di laut, tapi mati kutu berhadapan dengan reklamasi.

“Indonesia dan anak muda Indonesia harus punya mindset maritim, karena Indonesia adalah negara maritim”, pungkas Daniel.

Reporter : Nurul Adha Nia
Editor : Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment