Rumah Sakit di Bangladesh Buka Layanan Medis bagi 140.000 Pengungsi Rohingya

Rumah Sakit di Bangladesh Buka Layanan Medis bagi 140.000 Pengungsi Rohingya

Rumah Sakit di Bangladesh Buka Layanan Medis bagi 140.000 Pengungsi Rohingya
Lihat semua mitra Republikasi artikel Republish Republikasi artikel kami gratis, daring atau cetak, di bawah lisensi Creative Commons Alih bahasa Bahasa Indonesia English Jutaan hidup terombang-ambing. (Foto: Mohammad Ponir Hossain/Reuters)

COX’S BAZAR (Suaramuslim.net) – Masih ingat dengan Rohingya? Salah satu etnis muslim asal Myanmar yang harus pergi meninggalkan negaranya karena alasan keamanan, dibunuh, diusir, dan tidak jarang dilecehkan.

Kabar terakhir, Aung San Suu Kyi, tokoh senior Myanmar, dicabut gelar Nobel perdamaiannya karena tidak berhasil melindungi etnis Rohingya sekaligus menjadi penengah di konflik tersebut.

Gelombang pengungsi Rohingya banyak yang tinggal di Bangladesh, negara tetangga. Beberapa waktu lalu saat salah satu jurnalis Suaramuslimdotnet mengunjungi Cox’s Bazar, melihat warga Rohingya masih jauh dari standar hidup yang layak.

Kini rumah sakit berkapasitas 100 tempat tidur telah dibuka di distrik Cox’s Bazar, Bangladesh khusus untuk menyediakan perawatan medis bagi 140.000 pengungsi Rohingya yang berbasis di kemah pengungsian Kutupalong.

Dibangun dan dikelola oleh Médecins Sans Frontières (MSF) – Doctors without Borders atas dukungan organisasi kemanusiaan internasional asal Sharjah, Uni Emirat Arab, The Big Heart Foundation (TBHF), fasilitas kesehatan yang beroperasi 24 jam dalam sepekan ini ditargetkan untuk dapat merawat 7.200 orang di tahun pertama operasionalnya.

Sebagai bagian dari program kemanusiaan TBHF dalam membantu orang-orang yang terdampak konflik atau bencana, proyek rumah sakit ini disokong oleh donasi sebesar tiga juta Emirat Dirham (sekitar Rp12 miliar) dari Sharjah Media Corporation (SMC) melalui inisiatif penggalangan dana publiknya dan akan menyediakan bantuan yang paling dibutuhkan oleh para pengungsi Rohingya, khususnya wanita hamil, bayi, dan anak-anak.

Rumah sakit ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis, di antaranya adalah unit perawatan intensif, bangsal pediatrik dan bersalin, serta klinik rawat jalan, termasuk di dalamnya dukungan medis untuk korban pelecehan seksual.

Fasilitas ini juga dilengkapi sistem pemurnian air yang dapat melayani komplek hunian pengungsi dan dilengkapi dengan sistem peringatan mutakhir yang mampu mendeteksi penyakit menular dan merespon dan mengendalikan penyebaran.

Rumah sakit ini dirancang untuk melengkapi infrastruktur area pengungsian ini yang mampu menanggulangi kondisi darurat akan faktor epidemiologis dan bencana alam.

Perwakilan TBHF dan Chairman SMC Sheikh Sultan bin Ahmed Al Qasimi telah meresmikan pembukaan rumah sakit ini pada hari Jumat (9/11) lalu.

Seperti dilansir kantor berita Antara, Al Qasimi mengatakan, pendanaan rumah sakit ini dikumpulkan lewat inisiatif penggalangan dana publik untuk proyek perawatan kesehatan dan juga sebagai kepedulian komunitas UEA dalam menyebarkan pesan kemanusiaan ke seluruh dunia.

“Rumah sakit ini merefleksikan ikatan dan kepedulian kemanusiaan yang menghubungkan komunitas UEA dengan masyarakat di seluruh dunia,” ucapnya.

Arus pengungsi yang masuk ke Cox’s Bazar, selama lebih dari setahun, telah mencapai hampir satu juta orang. Tingginya arus pengungsi dan semakin menipisnya sumber daya mengakibatkan kondisi darurat yang sangat mendesak, melebihi kapasitas tampung komunitas dan sistem setempat.

Sumber: Antara
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment