Suaramuslim.net – Sampai saat ini jumlah korban virus corona terus meningkat, alhasil anak-anak pun belum bisa kembali masuk sekolah dan harus tetap belajar di rumah. Beberapa sekolah tetap mengadakan kegiatan belajar mengajar secara online atau memberi penugasan.
Anak pun harus diberi pengertian bahwa mereka tetap belajar atau mengerjakan tugas seperti biasa.
Bagaimana agar kegiatan belajar di rumah ini berjalan dengan lancar dan anak tidak merasa bosan? Yuk simak tips di bawah ini agar anak tak bosan selama belajar di rumah.
1. Berkreasi lewat seni
Menggambar dan mewarnai bersama bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mengusir kejenuhan anak. Selain mengajari anak berkreasi dengan warna dan bentuk, menggambar dan mewarnai juga bisa membangun rasa percaya diri anak, melatih imajinasinya, dan membuatnya gembira.
Tak hanya menggambar, bunda juga bisa mengajak si kecil bermain musik, bernyanyi, dan menari bersama. Aktivitas ini dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak serta koordinasi tangan dan matanya. Di samping itu, ketertarikan si kecil pada musik juga bisa tumbuh saat ia bernyanyi dan menari bersama Bunda.
2. Selalu memberikan dukungan
Yang perlu dilakukan orang tua agar anak mau belajar adalah dengan selalu memberikan dukungan pada anak agar dia bersemangat belajar. Termasuk memberikan fasilitas belajarnya. Seperti memberikan buku pelajaran yang diperlukan, meja belajar, atau apa pun yang anak butuhkan.
Mungkin hal ini terkesan sepele, tapi memiliki pengaruh dalam menentukan apakah anak akan rajin belajar atau tidak. Ketika seorang anak merasakan dukungan orang tua atas keinginannya maka anak pun akan merasa bertanggung jawab dan berusaha untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
3. Selalu berkomunikasi dengan anak
Orang tua yang perhatian sudah seharusnya dapat memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan anak. Tanyakan apa saja aktivitas anak di sekolah, apakah ada hal yang menarik atau adakah hal yang tidak dia sukai?
Komunikasi ini cukup efektif untuk membuat anak menyadari bahwa bunda benar-benar perhatian padanya. Anak-anak yang merasakan ketulusan perhatian orang tuanya, akan termotivasi untuk terus belajar.
4. Pahami metode ‘Let it go board’
Dikutip dari Huffpost, dokter psikologi pendidikan, Annie Snyder, menjelaskan metode ‘Let it go board’ untuk melatih anak menghilangkan malas selama sekolah online.
Langkah ini simpel, bahkan orang tua bisa memantau apa yang tidak berjalan dengan cepat melalui papan ini.
Jika ada tugas yang tak ingin dilakukan anak, beri mereka pilihan untuk menempelkannya pada ‘Let it go board’. Papan ini bukan berarti anak boleh tidak mengerjakan tugas itu.
Ketika anak melihat bahwa banyak daftar tugas yang menumpuk dalam papan tersebut, ia akan merasa khawatir.
Jika tumpukan semakin banyak maka akan memicunya untuk mulai mengerjakan tugas-tugasnya satu per satu.
5. Ciptakan ruang belajar yang kondusif
Suasana rumah yang berbeda dengan sekolah terkadang membuat anak mudah teralihkan sehingga proses belajar pun jadi tidak maksimal. Untuk itu, bunda harus memastikan anak merasa nyaman dan bisa fokus saat proses belajar di rumah berlangsung.
Saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda bosan dan tidak fokus, ajak ia untuk rehat sejenak dan tanyakan cara belajar seperti apa yang ia sukai. Selain itu, tak ada salahnya juga menyajikan berbagai camilan sehat kesukaan anak agar ia tetap semangat belajar.
6. Games
Menyiapkan permainan (bukan main games online ya) merupakan salah satu cara efektif membuat anak tetap aktif dan mau belajar selama berada di rumah, apalagi untuk anak usia dini yang baru masuk sekolah.
Menurut banyak ahli parenting, menyiapkan games sederhana yang bisa mengasah kemampuan kognitifnya sama halnya belajar di sekolah. Misalnya menebak warna, nama hewan, nama ibu kota negara dan lain sebagainya. Ada banyak permainan edukatif yang bisa diterapkan di rumah.
7. Berikan reward
Satu lagi cara mendidik anak agar mau belajar adalah dengan memberikan reward ketika anak berprestasi. Tapi, jangan pernah memberikan anak reward tanpa menunjukkan usaha dan upaya untuk terus belajar.
Anak-anak yang merasakan reward ketika berprestasi, dapat terus termotivasi belajar dan kembali mencapai prestasi lagi. Prestasi ini pun kemudian menjadi alasan mengapa anak-anak harus terus belajar dan akhirnya anak-anak pun memahami, bahwa melalui belajar ada banyak hal yang bisa ia dapatkan.