SURABAYA (Suaramuslim.net) – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Jatim menolak penggunaan rekam biometrik bagi calon jemaah umrah dan haji sebagai syarat. Mengingat hal itu sangat memberatkan bagi calon jemaah asal Indonesia.
“Banyak sekali kekurangan dan sangat memperberat bagi calon jemaah yang akan berangkat umrah dan haji dari Indonesia,” ujar Ketua DPD Amphuri Jatim, Mochamad Sufyan Arief.
Sufyan menambahkan beberapa hal yang sangat memperberat tersebut antara lain contohnya di Jawa Timur, bila ada calon jemaah umrah dan haji, sebelum berangkat harus melaksanakan rekam biometrik, yang tempatnya di Jawa Timur hanya ada di Surabaya dan Malang.
“Bila ada yang dari luar daerah, Situbondo misalnya, harus ke Surabaya dan Malang untuk melaksanakan rekam biometrik yang sangat jauh sekaligus memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit,” tegasnya.
Di Jawa Timur sendiri hanya ada di dua tempat yakni di Surabaya berlokasi di BG Junction dan di Malang di Pos Besar, alun-alun.
Selain itu syarat tersebut sangat memberatkan bagi calon jemaah yang usia lanjut di atas 80 tahun atau yang sakit.
“Kasihan bila ada yang sakit atau tua harus menunggu lama dan harus pergi ke kota besar hanya untuk melaksanakan rekam biometrik,” lanjutnya.
AMPHURI sendiri, imbuh Sufyan, akan melaksanakan aksi boikot dan tidak memberangkatkan calon jemaah umrah per 20 Januari 2019 bila aturan tersebut masih dijalankan dan tidak diganti.
“Semua travel, Kemenag, dan pihak terkait akan memboikot Arab Saudi dalam bidang pemberangkatkan jemaah haji dan umrah bila aturan ini tetap dilaksanakan,” pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir