Saudi Tawarkan USD 10 Miliar Kepada Mahmoud Abbas Agar Terima “Kesepakatan Damai” AS

Saudi Tawarkan USD 10 Miliar Kepada Mahmoud Abbas Agar Terima “Kesepakatan Damai” AS

Raja Saudi, foto: Dok. Istimewa

RIYADH (Suaramuslim.net) – Arab Saudi menawarkan 10 miliar dolar AS kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk menerima apa yang disebut “kesepakatan abad ini”, menurut laporan surat kabar Al-Akhbar, Libanon.

Membahas rincian pertemuan antara Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman dan Abbas, surat kabar itu mengatakan “menurut informasi yang diperoleh oleh Al-Akhbar,” Bin Salman memberi tahu Abbas tentang perincian perjanjian abad ini dan memintanya untuk menerimanya.

Menurut informasi itu, Bin Salman bertanya kepada Abbas, berapa anggaran tahunan rombongan Anda? Abbas menjawab, saya bukan seorang pangeran yang memiliki rombongan sendiri.

Bin Salman kemudian menawarkan kepada Abbas 10 miliar USD selama sepuluh tahun jika dia menerima rencana “perdamaian AS” dan memilih pusat pemerintah Palestina di Abu Dis bukannya Yerusalem, seperti dilansir Middle East Monitor (2/5).

Namun, Abbas menolak tawaran tersebut dan mengatakan itu akan “berarti akhir dari kehidupan politik saya,” tambah laporan tersebut.

Pejabat di Ramallah menolak untuk mengomentari informasi itu.

Abbas menjelaskan bahwa situasi di lapangan membuatnya tidak dapat membuat konsesi mengenai pemukiman ilegal, solusi dua negara dan Yerusalem.

Abbas mengonfirmasi kepada pangeran Saudi bahwa Amerika tidak akan membuat proposal tertulis atau serius.

Ia memperingatkan bahwa jika Palestina dipaksa untuk menerima proposal yang tidak sesuai, itu akan membubarkan institusinya yang memudahkan Israel mengambil wilayah Yerusalem yang diduduki.

Pada 23 April, penasihat senior Presiden AS, Jared Kushner, mengatakan bahwa proposal perdamaian Amerika akan diumumkan setelah bulan puasa umat Islam yang berakhir pada awal Juni.

“Kami akan menunggu sampai setelah Ramadhan,” katanya.

Kushner mengklaim bahwa kesepakatan itu bukan upaya untuk memaksakan “kehendak AS pada kawasan Timur Tengah.”

Sumber: Middle East Monitor
Editor: Muhammad Nashir

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment