Sedekah Senyum

Sedekah Senyum

Sedekahlah Meski Hanya Pamer Gigi
Ilustrasi Tersenyum. (Ils: Ana Fantofani/Siswi SMK Muhammadiyah 2 Surabaya)

Suaramuslim.net – Senyuman meski terlihat sepele tapi efeknya begitu besar. Bagi interaksi pergaulan. Bisa memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Membuat hati berbunga-bunga baik untuk diri sendiri juga orang lain.

Dasar dari manusia menyukai keramah-tamahan. Tentu saja ketika diri kita mendapat senyuman dan sekaligus memberikan senyuman, akan terjadi kelekatan batin.

Senyuman lambang hati yang ceria. Dengan senyuman awal sebuah hubungan tercipta dengan nyaman, dengan senyuman awal sebuah persahabatan terasa menggembirakan. Senyuman membuat malam secerah siang dan tanpa senyuman membuat siang segelap malam.

Rasulullah SAW dalam menjaga hati para sahabatnya dan menciptakan suasana yang cair dengan senyuman. Tidak pernah beliau menampakkan muka cemberut di hadapan sahabatnya serta secara khusus kepada keluarganya.

Senyum tulus juga menjadi syarat mutlak. Senyuman juga bisa dirasakan perbedaannya. Mana yang tulus dan mana yang dipaksakan. Simbol hati tidak bisa membohongi hakikat hati itu sendiri.

Maka ada nilai sedekah sekaligus ibadah menunjukkan jika senyuman dalam prakteknya butuh niat karena Allah dan tidak mungkin adanya pamrih. Allah memberikan pahala seberapa lebar atau tampak gigi dalam senyuman.

Senyuman tanpa gigi yang tampak seperti irit senyum atau bakhil senyum. Apalagi dengan mata melirik, jadi terasa sinis atau menyepelekan lawan bicara.

Aisyah istri Rasulullah SAW pernah memberikan sedekah kurma kepada anak kecil. Ketika tinggal setengah dan anak tadi masih melihat kepadanya maka dia berikan sehingga aisyah tidak jadi makan. Kondisi demikian Aisyah tetap tersenyum kepada anak-anak tersebut. Sehingga anak-anak tersebut tidak merasa bersalah.

Sedekahlah dengan apapun yang kita punya. Baik itu harta, tenaga, pikiran atau sekedar senyuman. Dengan adanya sedekah maka salah satu bakti secara sosial telah kita tunaikan. Dengan adanya sedekah inilah kita akan menjadi kuat. Batasan antara si kaya dengan si miskin tidak ada. Yang ada sebuah hubungan saling melengkapi. Si kaya akan menutup kekurangan si miskin dengan harta. Si miskin akan menutup kekurangan si kaya dengan doa dan harta yang kotor bisa tersucikan.

Nilai terkecil dari sebuah sedekah tetap saja akan dilipat oleh Allah seberapapun yang kita berikan. Bahkan sedekah tersebut jika diberikan kepada selain manusia juga akan bernilai pahala di sisi Allah. Kisah tentang pelacur yang memberikan air kepada anjing. Tentu nilai air pada waktu itu melebihi emas. Bayangkan saja dia sedang kehausan di tengah padang pasir. Kehausan yang mengancam jiwanya. Terus dia menemukan sumur. Ia tinggal minum. Karena memang pilihannya mati atau dia berikan kepada anjing yang sudah kehausan. Maka dia relakan dirinya binasa. Maka dari cerita tersbut maka sang pelacur tadi masuk surga.

Sedekah juga tidak kenal akan agama. Jika bersedekah maka berikan saja kepada setiap orang yang membutuhkan. Ingat dengan kisah Rasulullah yang menyuapi seorang nenek buta dari kalangan Yahudi yang sering menghinanya. Tentu jika dilakukan dengan manusia zaman sekarang di tengah sentimen kepada ummat dari agama yang lain begitu kental, maka akan sulit. Sebenarnya ini bisa menjadi dakwah kepada mereka. Tentang indahnya Islam. Bagaimana Islam sesungguhnya. Islam bukanlahh agama yang keras tapi bukan berarti anti kekerasan. Dan Muslim juga bisa dijadikan teladan. Dan ini bisa dijadikan untuk menjalin hubungan untuk membuka pintu dakwah kepada mereka. Dakwah tanpa sebuah hubungan yang baik tak akan bisa.

Oleh: Muslih Marju
Editor: Oki Aryono

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment