Suaramuslim.net – Bulan Agustus selalu meriah. Berbagai macam lomba digelar untuk merayakan HUT RI. Namun Tahukah Anda lomba-lomba itu punya sejarah tersendiri?
Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang jatuh pada tanggal 17 Agustus itu sering disebut “Agustusan”. Disebut dengan “agustusan” karena di bulan Agustus, berbagai acara-acara perlombaan yang khas dan unik memang selalu diadakan di bulan Agustus.
Tapi pernahkah terpikirkan bahwa siapa sebelumnya yang memunculkan berbagai macam perlombaan ini, terkait dengan perayaan HUT RI? Seorang sejarawan sekaligus penulis, JJ Rizal, sebagaimana dilansir oleh portal berita suara.com, mengatakan bahwa tradisi lomba yang kerap menghiasi perayaan HUT Kemerdekaan RI itu muncul pada tahun 1950-an.
“Masyarakat sendiri yang memunculkan lomba-lomba itu sejak perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-5. Sebelumnya tidak ada lomba,” ujarnya. Kegiatan ini, lanjutnya, terus dilakukan tiap tahunnya hingga menjadi tradisi hingga saat ini. Tradisi lomba 17 Agustus ini semakin menyebar luas di seluruh tanah Air. Berikut ini sejarah lomba-lomba yang biasa dilakukan masyarakat saat memperingati Hari Kemerdekaan RI itu.
Balap Karung
Siapa yang tidak mengenal dengan lomba balap karung ini. Lomba yang selalu membuat orang terpingkal-pingkal ini adalah lomba yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Selain unik dan lucu, lomba ini tidak membatasi usia dan jenis kelamin pesertanya, sehingga siapapun bisa bergabung mengikuti lomba ini.
Namun bagaimana awal sejarah lomba balap karung ini. Informasi yang didapat dari tribunnews.com, dulu ketika zaman penjajahan Belanda, ada beberapa sekolah yang didirikan oleh misionaris Belanda, menggelar lomba balap karung. Lomba ini awalnya dilakukan untuk meramaikan acara-acara dalam perayaan mereka.
Pada awalnya anak- anak yang berusia 6-12 tahun suka memainkan permainan ini. Namun dalam perkembangannya tidak hanya anak-anak yang menyukai, orang dewasa pun tidak sungkan untuk memainkan ini. Popularitas kegiatan ini juga menyebar dengan cepat, yang awalnya hanya di lingkungan sekolah, kini sudah banyak dimainkan di kampung-kampung. Saat ini, lomba balap karung pun rutin dijadikan sebagai pemeriah acara HUT RI.
Panjat Pinang
Lomba panjat pinang, tidak kalah meriah dibanding lombabalap karung. Hanya saja, sedikit berbeda dengan balap karung, lomba ini lebih didominasi kaum pria sebagai pesertanya. Meski demikian, anak-anak laki juga senang mengikutinya.
Selain seru dan memancing gelak tawa, lomba ini sangat memerlukan kondisi fisik yang kuat sekaligus kekuatan mental dan daya juang yang pantang menyerah untuk mendapatkan hadiah bergelantungan yang disiapkan di ujung pohon pinang.
Adapun sejarah dari lomba panjat pinang ini, ternyata sudah dilakukan sejak penjajahan Belanda. Para pribumi diperintahkan untuk melakukan permainan ini dengan iming-iming hadiah seperti makanan pokok dan juga pakaian. Dan ini dijadikan sebagai hiburan oleh bangsawan Belanda.
Lomba Makan Kerupuk
Lomba makan krupuk, biasanya lebih diminati oleh anak- anak baik laki- laki maupun perempuan. Sederhana memang, tapi seru. Bagi yang menyaksikan akan terpingkal- pingkal melihat peserta yang berusaha keras menghabiskan kerupuk yang digantung dengan seutas tali. Tentu saja, lomba ini tak pernah absen dari daftar perlombaan agustusan. Karena dewasa ini, lomba ini juga digemari oleh orang- orang dewasa.
Ternyata di balik lomba yang satu ini menyimpan kisah yang sangat pedih, apa itu? Konon ceritanya, lomba makan kerupuk ini menggambarkan kondisi rakyat Indonesia yang pada zaman penjajahan yang sangat miskin, sehingga terpaksa kerupuk dijadikan sebagai lauk untuk makan mereka sehari-hari.
Tarik Tambang
Lomba yang satu ini hampir sama dengan lomba panjat pinang, yang memerlukan kekuatan fisik, kekompakan seluruh peserta juga kerjasama. Jika lomba panjat pinang bisa membuat para penontonnya tertawa geli, berbeda dengan lomba tarik tambang ini. Justru penonton dibuat tegang dan histeris. Karena baik penonton dan peserta semuanya ikut bersemangat
Jika dikaitkan dengan sejarah, tetap masih ada hubungannya dengan masa penjajahan dulu yaitu Belanda dan Jepang. Tentu kita masih ingat, bahwa rakyat pada saat itu dipaksa untuk melakukan kerja tanpa diberi upah.
Saat itu mereka menggunakan tambang untuk menarik batu atau material berat lainnya. Akhirnya tarik tambang pun dijadikan hiburan oleh rakyat dan ternyata bisa bertahan hingga saat ini dan dijadikan perlombaan. (yet/smn)