Suaramuslim.net – Bulan Dzulhijjah merupakan bulan kedua belas atau terakhir dalam penanggalan hijriyah. Sejak zaman jahilliyah, orang Arab melakukan ibadah haji di bulan ini. Ibadah haji merupakan bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim as. Oleh sebab itu, bulan Dzulhijah biasa kita sebut sebagai bulan haji.
Bulan Dzulhijah termasuk bulan mulia, karena terdapat ladang pahala berlimpah jika kita mengerjakan amal shaleh. Berikut ini beberapa amalan yang dapat dikerjakan di bulan mulia ini, yaitu:
-
Berhaji ke Baitullah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS. Ali ‘Imran: 97)
Disebutkan dalam ayat di atas, bahwasanya ibadah haji wajib bagi para muslim yang mampu. Ibadah haji afdhol dilakukan di sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Dengan puncak haji pada tanggal 10 Dzulhijjah, dimana umat Islam merayakan hari raya Idul Adha dan muslim yang berhaji melaksanakan wukuf di Arafah.
-
Berkurban
Berkurban adalah suatu bentuk ibadah kepada Allah dengan menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada sesama. Nabi Ibrahim as. mengajarkan untuk berkurban di hari Nahr (10 Dzulhijah) dan hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijah).
Hukum berkurban adalah sunnah. Sedangkan hewan kurban bisa berupa sapi, unta, kerbau, atau kambing. Berkurban mengajarkan pada kita untuk selalu mengingat Allah subhanahu wa ta’ala, saling berbagi, dan senantiasa bersedekah.
-
Puasa Arafah
Dari Abu Qatadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah (9 Dzulhijah) karena mengharapkan pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
Dari hadist di atas, kita tahu bahwa dengan sehari berpuasa, kita mendapatkan ampunan yang begitu besar. Namun ingat, selama beribadah, niatkan semua karena Allah dan hanya ingin mendapat ridha-Nya.
-
Bertaubat
Keutamaan sepuluh hari pertama Dzulhijah pergunakan untuk memohon ampunan atas dosa dan maksiat terhadap Allah. Manfaatkan waktu ini sebaik mungkin untuk tidak berbuat dzholim terhadap sesama.
-
Perbanyak Takbir dan Dzikir
Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq.”
Ibnu Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada 10 hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat. (Dikeluarkan oleh Bukhari tanpa sanad/mu’allaq)
-
Memperbanyak Amal Shaleh
Karena bulan Dzulhijah merupakan ladang pahala, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Perbanyaklah beribadah seperti sholat sunnah, membaca Al Quran, bersedekah, puasa sunnah, dsb. Sambut bulan ini dengan semangat beribadah dan komitmen berbuat kebaikan.
Enam poin itulah yang bisa Anda lakukan untuk menyemarakkan datangnya bulan Dzulhijah. Jangan menyia-nyiakan waktu berharga ini dengan kesenangan duniawi. Mari sejenak kita memperbanyak amal shaleh di bulan ini agar selamat di dunia akhirat. Ayo! Mari bersama-sama memeriahkan bulan Dzulhijah dengan mendulang pahala dan ampunan sebanyak-banyaknya!
Kontributor: Anggun Hapsari
Editor: Oki Aryono