Menempa Kekuatan Iman dengan Doa

Menempa Kekuatan Iman dengan Doa

Menempa Kekuatan Iman dengan Doa

Suaramuslim.net – Sejenak merenung, ada banyak permohonan yang hampir tak pernah putus terpanjatkan kepada-Nya. Namun, hingga sekarang belum juga terwujud. Ada banyak permintaan yang terucap kepada-Nya, namun hingga detik ini belum juga terpenuhi.

Mungkin, kita pernah merasakan lidah yang hampir kelu karena terus bermunajat namun belum juga terijabah, atau kelelahan batin yang begitu meletihkan karena doa yang hampir selalu terucapkan, namun belum juga terjawab.

Kembali teringat akan sebuah kutipan kata yang begitu membekas dan mengena di hati “Iman seorang mukmin akan tampak di saat ia menghadapi ujian. Di saat ia tetap totalitas dalam berdoa tapi ia belum juga melihat pengaruh apapun dari doanya. Ketika, ia tetap tidak merubah keinginan dan harapannya, meski sebab-sebab berputus asa semakin kuat. Itu semua dilakukan karena ia yakin bahwa hanya Allah saja yang paling tahu apa yang lebih maslahat untuk dirinya”.

Adalah suatu kefitrahan bila kita merasa resah atas tiap bait-bait doa yang belum terjawab. Tawakal saja, bila kita tak pernah berhenti berdoa, dalam tiap kesunyian kita terus mengiba dengan penuh harap dan cemas dalam doa. Sebagaimana yang dinasiahatkan Ibnu Athaillah As sakandary dalam kitabnya Al-Hikam,

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan, janganlah membuatmu patah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih buatmu, … bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.”

Bukankah orang-orang yang memohon dan menginginkan doanya segera terkabul, cepat terwujud, adalah bukti dari kelemahan iman? Sungguh, tiap-tiap bait dalam doa yang terucapkan adalah energi yang membentuk ketahanan kita dalam menghadapi ujian hidup. Ia adalah senjata, karena dengannya kita mendapat bantuan dari yang Maha Kuat.

Ya… kekuatan iman kita justru akan semakin tampak tatkala kita berupaya sekuat tenaga dan terus menerus memanjatkan doa, namun kita belum juga merasakan perubahan.

Akhirnya, kita masih memiliki sumber kegembiraan sejati yaitu doa yang membuat keimanan kita semakin hari semakin kuat. Maka sekarang tawakal saja, biar Allah yang menyegerakannya, menyegerakan kita dalam kebaikan yang menghantarkan kita menuju keridhaan-Nya. Wallahu a’lam bishawab

Kontributor: Santy Nur Fajarviana*
Editor: Oki Aryono

*Pengajar di MIT Bakti Ibu Madiun

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment