Sisi Lain : Isi Tak Selalu Sama dengan Kemasannya

Sisi Lain : Isi Tak Selalu Sama dengan Kemasannya

Suaramuslim.net – Jika anda mendengar kata ” sisi lain ” dalam sebuah ungkapan yang merangkai suatu peristiwa, maka akan terbayang bagaimana Anda sedang merangkai sebuah peristiwa dari sudut pandang lain terhadap sebuah kenyataan yang ada. Yang diharapkan dari ” sisi lain ” ketika mengungkap sebuah peristiwa adalah medapatkan gambaran baru tentang sebuah peristiwa yang berbeda dari cara pandang kebanyakan orang. Tentu saja penilaian ” sisi lain ” dilakukan, berdasarkan rangkaian rangkaian data yang kita dapatkan.

Suatu saat misalkan kita menjumpai seseorang yang menawarkan pertolongan kepada kita. Tentu saja, kita tak akan bisa menolak, apalagi kalau saat itu kita memang sedang membutuhkan pertolongan. Apalagi kalau tutur kata yang diucapkan sangat meyakinkan. Tentu kita akan sangat percaya.

Isi tak selalu sama dengan bungkusnya. Itulah yang kadang bisa merubah kepercayaan. kepercayaan kita akan hilang kepada si penolong ketika kita menjumpai sisi lain perilaku penolong yang secara sadar ataupun tak sadar berbeda dengan kebiasaan yang dimunculkan. Bisa jadi si penolong menganggap wajar, sementara kita melihatnya merupakan sebuah ketidakwajaran.

Mengapa Bisa Terjadi ?

Setiap orang dalam berperilaku, menurut Freud salah satunya dipengaruhi oleh instingnya. Insting itulah yang akan mendasari faktor-faktor perilaku manusia.

Faktor bawaan genetika orang tua merupakan modal tabiat bawaan yang diwariskan kepada anak-anaknya. Ini menandakan karekter seseorang tidak terbentuk secara tiba-tiba. Sikap dan sifat seorang anak sedikit banyak didapat dari kedua orang tuanya. Seperti kata pepatah buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Karekter atau tabiat ini kemudian mengalami proses perkembangan seiring dengan interaksi sosial yang dilakoninya dan kemampuannya menerima nilai-nilai sosial dari luar dirinya baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan masyarakat sosialnya, sehingga tampaklah perbedaan yang jelas antara dia dan kedua orang tuanya walaupun sebenarnya bawaan dasar perilakunya dari kedua orang tua kandungnya (genetika orang tua).

Perilaku manusia tidak cukup dipahami dengan apa yang nampak, tidak bisa semerta-merta menyimpulkan watak seseorang dari apa yang dilihatnya. tetapi harus dicari apa yang mendasari perilaku itu. Tidak semua senyum bermakna keramahan, demikian juga tidak semua tindak kekerasan bermakna permusuhan. Mendung bukan berarti hujan, panas bukan berarti hujan tidak akan bisa turun.

Sisi lain adalah sebuah upaya kita melihat perilaku seseorang, agar dalam kehidupan kita bisa lebih matang dan berhati hati. Bukankah kata Syaiddina Ali ” hanya keledai yang bodohlah yang bisa terjerembab dua kali kedalam lubang yang sama “.

Dalam banyak hal bergaul dan menilai, kita butuh sisi lain. Suatu saat anda akan terkagum pada sebuah bangunan gedung sekolah yang mewah, tapi anda akan menjadi kecewa, ketika bangunan gedung sekolah itu ternyata tak diisi oleh guru yang ramah dan melayani. Begitu juga sebaliknya, boleh jadi juga kita akan memandang sebelah mata terhadap sebuah sekolah yang dikelola apa adanya, tapi bisa jadi pengelolaan apa adanya itulah justru mampu menghargai keragaman anak didiknya, sehingga anak anak kita bisa berkembang potensinya dengan baik. Sisi lain itulah yang akan membantu kita mengambil sikap berhati hati.

Dilain waktu juga mungkin kita akan bertemu dengan penampilan seseorang yang meyakinkan, seolah akan bisa menyelesaikan urusan perkara yang kita hadapi, tapi bisa jadi penampilan yang dibuat meyakinkan itu adalah sebuah sisi lain yang ditampilkan agar kita yakin akan kemampuannya, namun sejatinya mungkin juga hanya pepesan kosong.

Nah kawan… Ditengah ketidak pastian keadaan, selalu akan ada upaya orang mencitrakan diri, karena citra diri adalah bagian dari membangun kesan. Dari kesan itulah, akan menentukan sisi lanjutan sebuah kepastian didapatkan.

” Boleh jadi sesuatu itu baik menurut mu, tapi belum tentu baik dalam pandangan Allah. Begitu juga sebaliknya, boleh jadi sesuatu itu tak baik dalam pandangan kita, tapi baik dalam pandangan Allah. Sesungguhnya Allah pemilik sebaik baik rencana ”

Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment