Maafkan Aku Memilih Jalanku Sendiri

Maafkan Aku Memilih Jalanku Sendiri

happy kid play superhero , boy power concept

Suaramuslim.net – Sebuah tulisan lama yang pernah ditulis oleh seorang anak yang mengalami kehamilan tidak diinginkan. Dalam tulisan itu diceritakan mengapa dia melakukan pergaulan bebas yang kemudian menyebabkan kehamilan.

Tulisan ini ditulis oleh “korban”. Merupakan bagian dari pendekatan katarsis agar si anak memahami alur perilaku yang sampai menyebabkan terjerumus pada aktifitas pergaulan bebas dan berujung pada kehamilan.

Dari tulisan itu pulalah anak kemudian diajak merumuskan langkah-langkah pemulihan dan suksesnya.

Suatu saat ND (16 th) pelajar sebuah SMAN di Surabaya mengenali tetangganya yang bernama MRK, karena bertetangga, kata ND, “maka kami sering bermain bersama”.

MRK seringkali berkeluh kesah tentang pacarannya yang tiga kali diselingkuhi. “Mendengar ceritanya, aku jadi iba”, begitu kata ND.

Rupanya apa yang dilakukan oleh MRK adalah modus untuk memperdayai korban-korbannya.

Mengapa bisa terjadi?

“Jujur saja keluargaku adalah keluarga yang mapan dan taat beribadah. Aku dididik secara ketat agar mematuhi ajaran agama. Kedua orang tuaku tergolong sangat taat beribadah dan ketat dalam aturan aturan agama. Tapi aku jarang bisa berkomunikasi, karena mereka selalu sibuk mencari nafkah untuk aku dan adikku”, ujar ND. Ia pun melanjutkan, “Aku merasakan sejatinya mereka sangat sayang dan peduli dengan aku dan adikku”.

ND melanjutkan ceritanya; Kadang aku merasakan kehilangan, karena jarangnya berkomunikasi. Aku menjadi lebih mandiri dalam membuat keputusan, tapi kadang juga tidak tahu apakah keputusanku baik atau tidak, yang penting bagi aku, saat aku mengambil keputusan dan aku menjalankannya, aku merasa senang dan punya teman.

Begitu juga ketika aku mengambil keputusan dan mau melayani ajakan MRK untuk melakukan pergaulan bebas. Waktu itu aku berpikir bahwa apa yang aku lakukan dengan MRK adalah hubungan yang wajar, aku dianggap pacarnya, dan aku juga merasa sayang, sehingga keputusanku mengiyakan ajakannya adalah hal yang wajar. Apalagi aku juga merasa sudah tumbuh menjadi anak remaja, sehingga aku berhak memilih jalanku sendiri.

Apa yang aku alami di rumah, jarangnya berkomunikasi dengan orang tua diperparah dengan keadaan di sekolah. Meski sekolahku tergolong sekolah favorit di Surabaya, tapi ternyata para gurunya hanya bisa menjustifikasi saja, aku selalu dianggap salah.

Puncaknya aku melawan guruku, karena saat beliau menerangkan pelajarannya, aku bertanya yang saat itu terjadi perdebatan antara aku dan guruku. Lalu aku dikatakan sebagai murid yang bandel dan disebarkan kepada guru-guru lainnya.

Hampir tiap hari aku dibully. Aku tak merasa nyaman di sekolah, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sekolah.

Orang tuaku tak mengerti ketika aku berhenti sekolah. Karena memang aku tiap hari berangkat sekolah. Yang aku lakukan adalah menemui MRK setiap hari, aku merasa nyaman dan mendapatkan perlindungan dari MRK, apalagi dengan janji-janji MRK. Sehingga MRK leluasa menikmati tubuhku setiap hari.

Puncaknya ketika aku merasakan ada kejanggalan, aku tidak lagi mengalami menstruasi, aku kemudian diduga mengalami kehamilan. Saat itulah aku panik dan bercerita kepada MRK. Bukannya mendapatkan jalan keluar, MRK justru malah marah dan lari dari tanggung jawabnya.

Di saat aku mengalami kepanikan, aku memberanikan diri bercerita kepada orang tuaku, tapi perlakuan orang tuaku juga sama, marah-marah, dan mengusirku sebagai anak durhaka.

Di tengah kekalutanku itulah aku bertemu dengan orang-orang yang mau mendengarkan keluhanku, memberi harapan atas kebutuhan yang aku inginkan. Akhirnya aku bisa melewati masa-masa sulit itu.

Kini ND sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik dan dewasa. Dia mengatakan bahwa seandainya dulu tidak ketemu dengan orang-orang yang “mau mendengar”, dia tak tahu akan seperti apa.

Dia sekarang bekerja di sebuah agen properti. “Terima kasih, saya mampu melewati masa masa sulit saya, belajar dari kesalahan yang pernah saya lakukan, dan saya bisa menuliskannya adalah sesuatu yang luar biasa, apalagi dari tulisan itu, saya diajak untuk mendiskusikan dan menyusun langkah-langkah kegiatan agar saya bisa meraih apa yang saya harapkan”, pungkas ND.

Nah kawan… Satu hal yang bisa kita ambil sebagai pelajaran adalah setiap orang akan menemukan suksesnya masing-masing, bila dia bisa dipahami kebutuhannya, lalu didampingi dan diarahkan untuk menjalankan aktifitas-aktifitas yang merupakan tangga keberhasilannya.

Sebagai guru dan orang tua, adalah hal penting, kita mempunyai keterampilan mendengar yang baik, sehingga kita bisa memahami kebutuhan anak-anak kita.

Dengan mengetahui kebutuhan anak-anak kita, tentu kita akan dapat merencanakan kegiatan-kegiatan yang digemari sekaligus merupakan tangga menuju keberhasilannya.

Jangan sampai anak-anak kita seperti yang digambarkan Hientje (1970) dalam syairnya:

I’m nobody’s child
I’m nobody’s child
I’m nobody’s child
just like a flower I’m growing wild
No mommies kisses
And no daddy’s smile
Nobody touch me
I’m nobody’s child

Bahagiakan anak-anak kita, peluk mereka dengan pelukan kasih sayang, dekaplah dengan doa kebaikan, semoga bumi pertiwi kelak diisi oleh anak-anak yang berbakti

“Akhir itu lebih baik dari awal, Tidak ada satu kesulitanpun yang tidak bisa dilampaui, karena di dalam setiap kesulitan selalu disertai adanya kemudahan. Syaratnya adalah berpasrahlah kepada Allah dan kerjakan apa yang Dia perintahkan”.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment