Skema Perluasan Masjid Nabawi

Skema Perluasan Masjid Nabawi

Langkah Nabi Muhammad Membina Masyarakat Islam di Madinah

Suaramuslim.net – Ketika masa pemerintahan Sultan Utsmaniyyah yang bernama Abdul Majid, Masjid Nabawi dibangun ulang pada tahun 1265 H (1848 M), sisi utara masjid ditambah dengan bangunan dua lantai hingga luas keseluruhan menjadi 10.303 M².

Pada tahun 1370 H (1950 M), Raja Abdul Aziz Alu Saud memerintahkan untuk memperluas bangunan masjid dengan tetap menjaga koridor-koridor sisi selatan yang bersejarah. Maka koridor-koridor direnovasi ulang dan masjid diperluas dari tiga sisi yaitu timur, barat dan utara.

Perluasan masjid tersebut selesai pada masa pemerintahan Raja Saud tahun 1375 H (1955 M) dengan keseluruhan mencapai 16.327 M².

Dari waktu ke waktu pembangunan Masjid Nabawi dan perluasannya sebagai akibat dari semakin banyaknya jumlah pengunjung terlebih pada musim haji dan umrah selalu menjadi perhatian dari para Raja Arab Saudi.

Pada tahun 1393 H (1973 M), Raja Faisal memerintahkan agar Masjid Nabawi diperluas dan ditambah dengan teras beratap di bagian barat masjid seluas 4.550 M².

Begitu pula ketika tahun 1398 H (1978 M), Raja Khalid memerintahkan agar masjid Nabawi diperluas dan ditambah dengan teras lainnya seluas 4.300 M² di sebelah selatan teras beratap.

Karena jumlah pengunjung bertambah beberapa kali lipat, pada masa pemerintahan Pelayan Dua Tanah Suci, yaitu Raja Fahd, maka pada tahun 1405 H (1995 M), diperintahkan untuk dilakukan pembangunan dan perluasan Masjid Nabawi besar-besaran yang memakan waktu 10 tahun. Sehingga keseluruhan Masjid Nabawi ketika itu beserta teras-terasnya mencapai 400.327 M².

Untuk menambah kenyamanan para jamaah yang berkunjung ke Masjid Nabawi, maka dibangun pula fasilitas penunjang yang lengkap dan istimewa. Di antaranya adalah area parkir mobil yang berlokasi di basemen teras masjid yang mampu menampung sekitar 5.000 unit mobil, dibangun juga pusat penggerak AC (pendingin udara) yang berlokasi 7 KM dari Masjid Nabawi dan terhubung langsung ke masjid melalui terowongan bawah tanah.

Ketika Raja Abdullah bin Abdul Aziz sebagai Pelayanan Dua Tanah Suci berkuasa, maka tahun 1426 H (2005 M), ia memerintahkan untuk melengkapi apa saja yang dibutuhkan dalam perluasan masjid ini.

Di antaranya adalah dengan memasang payung modern di teras-teras Masjid Nabawi. Ada sekitar 250 payung besar dipasang di sana, ditambah dengan kipas angin yang dikombinasi dengan semprotan air yang mampu melembabkan udara. Sehingga kekhusyu’an jamaah yang sedang shalat terjamin karena udaranya tidak panas.

Berikutnya Raja Abdullah bin Abdul Aziz mengadakan perluasan terbaru yang sangat besar, yang menjadikan Masjid Nabawi mampu menampung sekitar 2.000.000 jamaah.

Peletakan batu pertama untuk proyek tersebut dilakukan pada tanggal 8 Dzul Qa’dah 1433 H (24 September 2012 M). Proyek tersebut sedang berjalan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

Begitulah skema pembangunan Masjid Nabawi yang dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi oleh para penguasa di Madinah. Dengan satu harapan, agar para pengunjung dan jamaah yang shalat di masjid (jamaah haji dan umrah) merasakan ketenangan dan nyaman. Sehingga ibadahnya lebih khusyu’ lagi.

Washil Bahalwan
Ketua Lazis Yamas Surabaya

Tulisan ini dinukil dari buku
Madinah Al-Munawwarah Sejarah dan Tempat-Tempat Istimewa. Al-Madinah Al-Munawwarah Research & Studies Center, 2013, King Fahd National Library Cataloging In Publication Data.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment