Suaramuslim.net – Surga bukan hanya suci tempatnya tetapi mengharuskan penghuninya suci. Kasus terusirnya Adam dan istrinya dari surga disebabkan perbuatannya yang mencoreng kesucian surga.
Ketika Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga, Iblis juga terkena imbas. Karena Iblis sebagai inspirator terciptanya perbuatan maksiat itu. Adam terusir dari surga, dan Iblis ditetapkan sebagai penghuni neraka. Iblis dendam kepada manusia dan berjanji akan menjerumuskannya.
Hikmah terbesar dari terusirnya manusia pertama ini bahwa siapa pun yang ingin masuk surga, maka harus memiliki hati yang bersih. Hati yang bersih hanya bisa dilalui dengan beriman kepada Allah dan diikuti dengan berbuat amal kebaikan.
Iblis dan Noda
Iblis sebagai inspirator kejahatan benar-benar lihai dalam mensugesti Adam dan Hawa sehingga keduanya tergelincir dan pada akhirnya dikeluarkan dari surga.
Perbuatan Adam, Hawa, dan Iblis merupakan satu paket kejahatan yang merusak kesucian surga, sehingga ketiganya harus diusir. Kalau Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga karena melanggar perjanjian dengan Allah, sementara Iblis karena menjerumuskan Adam.
Iblis merasa dirinya lebih mulia karena bahan penciptaannya, dari api sementara Adam tercipta dari tanah. Sehingga dirinya pantas menolak sujud kepada makhluk yang tercipta dari tanah. Allah mengabadikan sejarah penolakan Iblis saat diperintah bersujud pada Adam, sebagaimana firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah: 34).
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim. (QS. Al-Kahfi: 50).
Watak sombong Iblis yang menolak sujud itulah yang nantinya membuatnya bersumpah akan menjerumuskan manusia ke neraka secara kolektif. Sumpah Iblis itu sudah terbukti, sehingga berhasil menggoda Adam dan Hawa dan mengeluarkannya dari surga.
Allah sebenarnya sudah memberi kebebasan pada Adam untuk menikmati fasilitas apa saja yang ada di surga, kecuali mendekati pohon terlarang. Hal ini ditegaskan Allah sebagaimana firman-Nya:
Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan isterimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!” (QS. Al-Baqarah: 35).
Kebebasan yang diberikan Allah kepada Adam bukannya membuat Adam puas tetapi tergoda oleh bisikan Iblis, sehingga membuatnya melanggar perjanjian. Adam lupa terhadap perjanjian karena tergoda oleh iming-iming Iblis. Hal ini diabadikan Allah sebagaimana firman-Nya:
Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Baqarah: 36).
Surga dan Amal Kebaikan
Manusia masih memiliki hak untuk kembali ke surga tetapi hambatannya tidak kecil, karena Iblis telah berketetapan akan menggelincirkan manusia dan berupaya menjerumuskan ke neraka bersamanya. Iblis mengetahui kelemahan manusia dengan membangkitkan angan-angan kosong, dan membungkus perbuatan yang buruk dengan tampilan yang menarik.
Tidak sedikit manusia yang tergelincir oleh tipuan Iblis, sehingga tidak beriman kepada berita yang datang dari Allah, melanggar perintah, mengerjakan larangan.
Tidak beriman kepada berita yang datang dari Allah membuat manusia menolak akhirat dan hari pembalasan, sehingga mendorongnya bebas berbuat maksiat.
Melanggar perintah membuat manusia tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan padanya, sehingga banyak manusia tidak berbuat adil, tidak amanah, atau tidak disiplin.
Mengerjakan larangan membuat manusia bebas melakukan perbuatan judi, zina, membunuh, dan sebagainya.
Terjadinya tiga perbuatan itu awalnya dibungkus oleh Iblis seolah-olah perbuatan baik. Ketika manusia terbiasa dengan perbuatan itu, maka sulit untuk keluar dan menghindar darinya. Saat manusia berbuat demikian dan sulit untuk melepaskannya, maka justru Iblis berlepas diri dan lari dari tanggung jawab.
Situasi seperti inilah yang diinginkan Iblis pada manusia, sehingga membersamainya masuk ke dalam neraka. Ini sesuai dengan janjinya kepada Allah, ketika terusir dari surga, yang akan menjerumuskan semua anak Adam ke neraka.
Hal ini menegaskan bahwa surga sebagai tempat yang suci, dan mengharuskan penghuninya harus suci dari perbuatan dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, bila manusia menginginkan masuk surga, maka dia harus melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah dalam bentuk amal perbuatan.
Surabaya, 22 Maret 2021